Seperti algoritma acak. Random. Itulah yang dapat saya bilang untuk mendeskripsikan karakteristik makan Hasan. Tapi yang saya tau, ada satu variabel yang memiliki bobot paling besar dalam menentukan sikap Hasan pada saat makan. Apakah itu?
Hasan Khalid Reksoprodjo, tak terasa 19 Maret ini sudah memasuki usia 7 bulan. Artinya genap sudah 1 bulan Hasan mencicipi sedikit makanan atau fase MP-ASI. Hasan memulai MP-ASI dengan sikap mau tak mau meski habis. Mungkin detil lengkapnya bisa dibaca disini :). Makanan Hasan pun tidak selalu habis. Alih-alih memaksa, saya lebih cenderung mencoba mendiamkan dan jika tidak bisa diam, saya akan menggendong Hasan dan menghentikan aktifitas makan. Saya takut Hasan trauma. Hasan sering mengepitkan kedua bibirnya, selanjutnya tinggal keterampilan tangan dan keekspresifan saya yang menentukan berapa banyak makanan yang masuk ke mulut Hasan.
Hasan GTM?
Noooooooo..... Alhamdulillah Hasan masih belum masuk kategori GTM :) Berat Hasan juga alhamdulillah kemarin dalam 20 hari naik 500 gram :). Di usia yang sudah 7 bulan ini, Hasan sudah makan berat 2-3 kali dan cemilan berupa buah 1-2 kali. Makan berat 2 kali dan cemilan 1 kali jika berpergian dan makan berat 3 kali dan cemilan 2 kali jika dirumah. Loh kenapa bisa beda? Nanti akan dijelaskan.
Berdasarkan buku-buku perihal MP-ASI yang saya baca, anak tidak mau akan alasannya adalah:
- Sakit
- Tumbuh gigi
- Tekstur makanan sudah tidak cocok
- Rasa makanan kurang cocok
- Ngantuk/mood tidak oke
Sakit? Hasan tidak sakit. Tumbuh gigi? Bisa jadi. Belakangan pada gusi bawah Hasan terlihat bayangan putih yang tampak berupa gigi terlihat. Tekstur makanan tidak cocok? Bisa jadi, ini terlihat kalau saya lagi salah tekstur, misalnya lebih kental saat Hasan masih awal makan, Hasan terlihat lebih menolak makanan. Makanya itu saya sekarang berhati-hati. Dan alhamdulillah juga, Hasan sekarang makannya sudah lebih kental. Jika saya masak bubur nasi, penambahan air untuk menyesuaikan tekstur juga cuma sedikit sekali :) Rasa makanan kurang oke? Hmm kayaknya ini tidak juga. Saya kan kalau buat makanan Hasan enak terus (untuk Hasan) hahahaha (uuupsss xD). Hasan dalam sekali menu makan bisa 2-3 kali makan. Tapi di tiap makannya reaksinya berbeda. Bisa lahap banget. Bisa biasa aja. Bisa juga protes. Ada lah beberapa bahan makanan kesukan Hasan. But it doesn't make a big change. Maka dari itu saya menyimpulkan rasa makanan bukan faktor Hasan mengatupkan mulut. Oh ada satu lagi, Hasan kalau terlalu amis dia tidak suka. Pernah suatu ketika saya lupa menambahkan bumbu aromatik saat memasak ikan. Alhasil saat makanan menyentuh lidahnya, ia tampak protes.
Mood tidak oke? YES YES YES! Ini faktor paling utama. Hasan dari kecil agak problem sama namanya tidur siang. Tidak seperti bayi kebanyakan, tidurnya sebentar-sebentar dan sering. Alhasil "baterainya" pun tidak tahan lama. Jadi penting bagi saya memberi makan Hasan saat dia baru bangun. Bukan nanti-nanti. Saya jadi dituntut memanfaatkan waktu untuk menyiasati Hasan tidak harus menunggu untuk makan. Menunggu sebelum "baterainya" habis. Apa yang terjadi? Perbedaannya luar biasa. Sangat berbeda.
Saat berpergian keluar rumah, Hasan tidur alakadarnya. Saya tidak bisa mengontrol Hasan kapan tidur sehingga adanya hanya menghasilkan Hasan tidak cukup tidur. Tidak cukup tidur = susah makan. Ini yang menyebabkan setiap berpergian jadwal makan Hasan menjadi 2x dan cemilan 1x saja. Kadangkala meski dipaksa diberi makan percuma. Paling kalaupun saya memberi makanan 3x sehari, saat ditengah berpergian itu porsi makan Hasan yang saya siapkan sangat sedikit. Just in case Hasan knows how starving and having eating habit.
Lantas jam berapa saja jadwal makan Hasan. Tergantung. Balik lagi, tergantung menyesuaikan tidur Hasan. Titik penentu adalah makan pagi. Paling enak dan teratur jika Hasan bangun pagi saat subuh, Saya bisa menyusui dia kemudian menidurkan (atau membuat harus tidur) Hasan setelahnya. Saat ia bangun saya memastikan makanannya sudah siap. Habis bangun langsung makan. Mungkin sekitar pukul 7 kurang. Makan siang antara jam 12 - 1 siang dan makan sore antara jam 4-5 sore. Namun sulitnya jika Hasan bangun pagi pukul setengah 6 atau lebih. Saya harus menyusui dia dulu, tak bisa langsung makan atau saya yang tersiksa xD. Dan biasanya dia baru bangun jam setengah 8 atau lebih. Dengan demikian jadwal makan siang dan sorenya pun jadi bergeser. Keterikatan kuat antara tidur dan makan membuat saya lebih strict untuk menyuruh Hasan tidur siang. Jika di siang hari Hasan tidak langsung tidur pasca disusui, maka saya akan "memaksa" tidur dengan cara menemaninya tidur bersama.
Alhamdulillah, beberapa hari ini Hasan jadi gampang banget makan. Mulutnya tidak terkunci, tekstur makanan juga lebih kental sehingga bisa masuk lebih banyak. 1 sendok suapan pun jadi mendadak lebih banyak. Dan malah sering tak lama setelah makan saya beri buah, kemudian setelah menolak langsung saya susui. Dan menyusunya masih banyak xD Alhamdulillah Hasan masih bisa digelonggong haha.
Membaca gelagat anak menurut saya menyenangkan. Repeating pattern. Suatu hal natural yang saya sangat sensitif dari dahulu. "Membaca" fenomena alam dan penelitian aja menyenangkan (ciehh) apalagi "membaca" anak. Sejauh ini saya bersyukur akan progress makan Hasan. Mungkin tidak segampang anak-anak yang tinggal buka mulut tapi saya tidak peduli. Memberi makan Hasan adalah permainan timbal balik yang sangat menyenangkan :)
Tidak ada komentar