Demam berdarah adalah penyakit khas tropis yang kehadirannya tetap ada sepanjang tahun dan setiap tahun tapi sering dianggap remeh oleh masyarakat. Pasalnya, demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan yang cukup berat hingga kematian jika terlambat ditangani.
Berbeda dengan Covid dimana banyak masyarakat yang lebih teredukasi akibat statusnya yang memasuki pandemi, demam berdarah banyak disepelekan karena edukasi dari pemerintah juga kurang terhadap penyakit tahunan ini.
Begitu juga bagi saya pribadi, mengingat saya sendiri dan keluarga kecil kami belum pernah terinfeksi demam berdarah. Beruntung pada Rabu, 31 Juni 2023 saya menghadiri Press Conference perihal Demam Berdarah beserta cara mencegahnya melalui cara 3M plus vaksin.
Acara diadakan di Hotel Raffles, Kuningan dan menghadiri berbagai narasumber yang merupakan ahli di bidangnya. Mulai dari Andreas Guthknecht yang merupakan Grand Manager Takeda, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) selaku Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI, serta figur publik Ringgo Agus Rahman beserta sang istri, Sabai Morschek. Acara berlangsung seru dipandu oleh moderator Aline Wiraatmaja.
Acara Press Conference ini benar-benar menghadirkan banyak fakta yang mengagetkan. Bahkan, keluarga Ringgo yang merupakan penyintas Demam Berdarah sampai terhenyak karena mendapatkan penjelasan yang jarang diketahui oleh publik.
Simak 12 fakta demam berdarah dengue yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia ini!
Fakta Demam Berdarah Dengue yang jarang diketahui
1. Disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sudah terinfeksi oleh virus Dengue. Berbeda dengan malaria yang sekali menggigit mangsanya langsung kenyang dan tidak menggigit mangsa lainnya, nyamuk Aedes bisa menggigit mangsanya berkali-kali sehingga menyebabkan penyebaran demam berdarah menjadi lebih masif.
Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus memiliki ciri khas badan yang bergaris-garis hitam.
2. Kasus Demam Berdarah di Indonesia lebih parah dibandingkan COVID
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, kasus demam berdarah di Indonesia lebih parah dibandingkan COVID bahkan di saat pandemi pun. Jika masa pandemi Covid berakhir dalam waktu 2,5 tahun, kasus demam berdarah seolah tidak ada habisnya dan tetap ada terus, bahkan meningkat setiap tahunnya.
3. Kasus Demam Berdarah lebih sulit dikontrol dibandingkan COVID
Berbeda dengan COVID yang pola penyebarannya dari manusia ke manusia lainnya, demam berdarah adalah penyakit yang penyebarannya melalui vektor nyamuk. Pengontrolan nyamuk jelas lebih sulit dibandingkan mengontrol manusia dalam proses penyebaran penyakit.
Selain itu, nyamuk juga merupakan serangga yangpaling tinggi menyebabkan kematian manusia.
3. Kota Bandung menduduki peringkat paling atas kasus tertinggi Demam Berdarah
5 daerah dengan kasus Demam berdarah terbanyak dipegang oleh Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Medan, dan Kota Depok.
4. Kasus demam berdarah saat pandemi menurun dengan kasus kematian meningkat
Disaat pandemi Covid melanda, kasus Demam berdarah tercatat menurun. Diduga ini disebabkan oleh orang lebih banyak di rumah sehingga keinginan untuk bersih-bersih rumah meningkat. Dengan rajin bersih-bersih, keberadaan genangan air lebih cepat diketahui dan dibersihkan.
Meski begitu, ternyata kasus kematian demam berdarah saat pandemi justru meningkat drastis. Hadirnya covid membuat orang was-was untuk keluar rumah, termasuk rumah sakit sehingga banyak sekali kasus demam berdarah terlambat diketahui dan berujung dengan shock syndrome dan kematian.
5. Sakit demam berdarah untuk kedua, ketiga dan seterusnya akan terasa lebih menyiksa
Jika banyak penyakit lain seperti cacar dan campak akan meninggalkan antibodi disaat penderita sembuh dari penyakit, berbeda dengan demam berdarah yang infeksi demam berdarah akan lebih parah jika terkena kembali untuk kesekian kalinya.
Ada 4 tipe virus demam berdarah yang artinya seseorang berpotensi terinfeksi hingga 4 kali.
6. Nyamuk demam berdarah juga suka terhadap genangan bersih
Ternyata nyamuk demam berdarah tidak hanya suka dengan genangan air kotor, tetapi juga genangan air bersih seperti genangan di dispenser, bak mandi, hingga di pot bunga. Oleh karena itu, saat membersihkan rumah harus rutin mengecek apakah ada genangan baik bersih maupun kotor dan segera dibersihkan karena cuma butuh 2-3 hari sudah bisa ada jentik nyamuk di genangan tersebut.
7. Kematian Demam Berdarah paling tinggi pada anak
Demam berdarah bisa menyerang siapa saja tanpa pandang umur. Namun, statistik menunjukkan bahwa mayoritas kasus kematian demam berdarah ada pada anak. Ketidakmampuan anak kecil untuk mengkomunikasikan rasa sakit membuat potensi keterlambatan penanganan demam berdarah.
Pada anak kecil pun persentase paling besar tubuhnya adalah cairan. Demam tinggi membuat anak-anak lebih mudah kehilangan cairan dan mengakibatkan dehidrasi parah. Saat terserah shock syndrome pun akan lebih fatal kepada anak karena plasma yang bocor tersebut akan lebih banyak terjadi pada anak-anak.
8. #3MPlusVaksin adalah slogan baru usaha perlindungan dari demam berdarah
Program pencegahan demam berdarah dikenal dengan slogan 3M. Dahulu, 3M ini memiliki kepanjangan menguras, menutup, dan mengubur. Seiring dengan berkembangnya zaman, kini slogan 3M berubah menjadi:
- Menguras dan menyikat
- Menutup tempat penampungan air
- Mendaur ulang barang bekas
Masyarakat dihimbau untuk rutin memperhatikan dan mengecek keberadaan genangan air, sehingga segala benda yang berpotensi terdapat genangan air disarankan untuk rutin dikuras. Tidak hanya dikuras saja, tetapi benda yang berpotensi terdapat genangan sebaiknya ditutup seperti bak mandi dan dispenser. Untuk bak mandi bisa sembari menaruh bubuk Larvasida. Setelah itu, barang-barang yang hendak dibuang, ketimnbang dibiarkan saja terkena hujan dan muncul genangan, lebih baik untuk didaur ulang.
Namun, ternyata kini slogan 3M saja tidak tepat, perlu ada tahap lain untuk meminimalisir kasus demam berdarah. Salah satunya dengan cara vaksin.
9. Ada vaksinasi untuk demam berdarah
Dalam pengendalian demam berdarah dibutuhkan 2 jenis pengendalian, yakni pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit dan pengendalian manusia sebagai reseptor. Salah satu pengendalian nyamuk dengan cara mengaplikasikan teknologi baru, yakni Wolbachia yang dapat mengurangi populasi nyamuk penyebar virus Dengue.
Sementara pengendalian manusia selain dengan cara melakukan langkah 3M, juga dengan cara melakukan vaksinasi. Seberapa jauh keampuhan vaksinasi demam berdarah?
10. Vaksin demam berdarah dapat mengurangi keparahan demam berdarah hingga 80%
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manusia mulai usia 6-45 tahun sudah bisa menerima vaksin demam berdarah. Lantas bagaimana dengan kelompok usia lainnya seperti balita dan lansia? Sejauh ini masih dalam ranah penelitian dan semoga dalam waktu dekat vaksin demam berdarah bisa diterima oleh semua usia.
Tidak diperlukan persyaratan khusus saat hendak melakukan vaksin demam berdarah. Vaksin dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak antar vaksin 3 bulan. Dengan demikian diharapkan vaksinasi bisa melindungi anggota keluarga dari demam berdarah.
Adanya vaksinasi merupakan inovasi untuk mencegah demam berdarah melalui peningkatan kekebalan tubuh. Diharapkan, risiko mengalami demam berdarah berat dan rawat inap menjadi berkurang. Oleh karena itu, #Ayo3MPlusVaksin!
Jika masih ragu dengan kondisi tubuh, bisa berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter soal pemberian vaksin dengue.
11. Vaksinasi demam berdarah sudah disetujui oleh IDAI
Kabar baiknya, bahkan IDAI sudah menyetujui dan merekomendasikan vaksin demam berdarah untuk diberikan kepada anak-anak. Bahkan, anjuran pemberian vaksin demam berdarah sudah masuk kedalam karta Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 - 18 Tahun yang baru dirilis pada Tahun 2023. Untuk anak mulai usia 6 tahun diberikan vaksin 2 dosis dengan interval 3 bulan. Sementara untuk anak usia 9 - 16 tahun yang pernah memiliki riwayat terinfeksi demam berdarah, diberikan vaksin 3 dosis dengan interval 6 bulan.
#Ayo3MPlusVaksin sebagai langkah bebas Demam Berdarah
Setiap hari ada 2 orang meninggal karena demam berdarah. Indonesia sendiri memegang peringkat tertinggi kasus demam berdarah terbanyak di ASEAN bersama dengan Filipina. Edukasi perihal demam berdarah sendiri di Indonesia masih cukup rendah, dilihat masih banyaknya kasus demam berdarah yang ditangani terlambat.
Menurut Dr. dr. Anggraini Alam, Demam Berdarah adalah salah satu penyakit yang sama sekali tidak dapat diprediksi pergerakannya. Seorang pasien bisa pergi sendiri ke ICU, malamnya ia terkena shock syndrome dan koma. Siang (terlihat) relatif sehat, malam sudah terkapar.
Edukasi demam berdarah bisa dimulai dari diri dan keluarga sendiri dengan cara mencari tahu lebih lanjut perihal Demam berdarah. Di jaman dimana akses digital serba mudah, kita bisa mengetahui perihal DBD lebih lanjut dengan cara mengecek Instagram akun @cegahdbd.id, Youtube cegahdbd, hingga langsung ke website cegahdbd.com.
Dengan pemahaman yang baik serta ikhtiar yang cukup, insya Allah kita bisa menjaga diri dan keluarga dari bahaya infeksi demam berdarah. Pun, jika terinfeksi pun memiliki gejala cukup ringan dan tanpa perlu rawat inap.
Oleh karena itu, mari #Ayo3MPlusVaksin!
C-ANPROM/ID/QDE/0144 | Aug 2023
Beneran fakta mencengangkan nih kalau kasus DBD di Indonesia ternyata lebih parah dibandingkan covid-19. Padahal saat covid-19 kan segitu gawatnya ya. Tapi ini DBD perasaan gak segawat saat covid-19
BalasHapusVaksin sebagai ikhtiar kita jangan sampai dilewatkan kalau gitu. Jangan Sampai nyamuk merenggut nyawa kita sia-sia
Saat pandemi covid yang lalu, suamiku kena DBD dan dirawat inap. DAh kuatir banget akutuuu.. Senangnya ada kampanye #Ayo3MPlusVaksin sebagai langkah bebas Demam Berdarah sehingga angka DBD bisa dihempaskan ke depannya
BalasHapusDBD salah satu penyakit yang faktanya memang patut diwaspadai. kampanye #Ayo3MPlusVaksin bisa mengedukasi waspada akan penyakit yang satu ini
BalasHapusYa Allah baru tahu besar sekali ya bahaya jika diabaikan.. perlu banyak diedukasi lagi.nih Umma tentang demam berdarah
BalasHapusBaru tahu lho kalau terjangkit untuk yang kedua dan selanjutnya demam berdarah ini, sakitnya lebih sakit. Jadi worry karena aku punya dua balita nih. Bersyukur sekali ya sudah ada vaksinnya. Semoga bisa menekan jumlah korban DBD.
BalasHapusAku baru tahu lho ada vaksin untuk demam berdarah. Memang mulai dari sekarang harus siap2 dan berjaga-jaga menjelang musim hujan banyak bermunculan Kasus DBD
BalasHapusTantangan banget tinggal di daerah tropis apalagi Bandung yang kadar kelembapannya tinggi juga curah hujannya, alhamdulillah.
BalasHapusAwareness mengenai kebersihan untuk lingkungan serta menutup tempat-tempat penampung air ini semoga bisa mencegah Demam Berdarah. Plus vaksin.
Tahun lalu tetanggaku ada yang kena DBD. Lalu satu wilayah di permukimanku disemprot atau fogging. Ternyata sekarang ada vaksin DBD ya. Tentu juga harus diikuti tindakan pencegahan dan lingkungan bersih.
BalasHapusSekarang ada vaksin dbd ya mbak
BalasHapusIni semakin efektif untuk mencegah kita terkena dbd
Sekarang ada vaksin demam berdarah ya....harus ini terutama buat anak-anak biar mereka lebih terlindungi
BalasHapusBaru tahu kalau ada vaksin DB... Musim penghujan mesti lebih hati-hati terkait penyakit DB ini.
BalasHapusnah ini salah satu penyakit yang sangat perlu diwaspadai. anak temanku meninggal karena dbd, masih kelas 1 atau 2 SD :(( sekarang ada vaksinnya ya, sepertinya anak2 kita harus ikuti imunisasi ini
BalasHapusternyata nyamuknya ada 2 ya yang bisa menyebarkan virus demam berdarah ini dulu saya tahunya cuma 1. dan iya ada kemarin teman yang kena DB kedua kalinya dia bilang sakit banget DB yang ke dua ini
BalasHapussaya terhenyak membaca "ada 2 orang yang meninggal tiap hari karena DBD"...yaa Allah, gawat tingkat darurat ya mba dan memang masih banyak yang menyepelekan huhuhu tapi baru tahu ada vaksin DBD, terimakasih informasinya mbaa, sangan tercerahkan
BalasHapus