Publik dihebohkan oleh berita penggunaan jasa pawang hujan MotoGP agar langit yang dirundung hujan deras segera cerah. Penggunaan jasa pawang hujan sebenarnya bukanlah kejadian yang langka karena jasa pawang hujan sering digunakan untuk berbagai acara, mulai dari acara pemerintah, swasta, hingga sampai gelaran pernikahan yang dilangsungkan di alam terbuka.
Beragam respon diutarakan oleh netizen melihat fenomena jasa pawang hujan MotoGP. Mulai dari mengecam habis-habisan, mengacuhkan dan menganggap itu hanyalah lelucon, hingga pro mati-matian dan menganggap pihak yang mengecam adalah pihak yang alergi dengan “Bhineka Tunggal Ika”.
Sebagai seorang muslim yang memiliki landasan mutlak dalam hidup, sikap apakah yang akan kita ambil menanggapi fenomena jasa pawang hujan MotoGP ini? Sebelum itu, mari kita ulas pembatal keislaman pertama, yaitu syirik.
----------KHUSUS MUSLIM------------
Mengenal Syirik
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 22)
Syirik adalah sebuah perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam seperti yang dikutip dari perkataan Sahabat Ibnu Abbas r.a dalam menafsirkan surat Al-Baqarah di atas.
Syirik juga kerap dikenal sebagai ungkapan menyekutukan Allah. Beberapa bentuk kesyirikan berupa menyembelih, bernazar, berdoa, dan meminta dihilangkan musibah (istighotsah) kepada selain Allah.
Meminta dihilangkannya hujan dengan menggunakan jasa pawang hujan termasuk kategori yang manakah?
Kita sebagai seorang muslim tidak boleh menjadikan makhluk atau benda sebagai satu-satunya sebab musabab yang terjadi di muka bumi ini. Sebagai contoh saat kita sakit, kita dilarang mengucapkan, “aku sembuh berkat dokter x” karena dokter x menjadi sandaran sembuhnya penyakit kita.
Sebaiknya kita mengucapkan dan meyakini dengan perkataan, “Alhamdulillah aku bisa sembuh berkat izin Allah melalui bantuan dokter x.”
Jenis-jenis syirik juga bermacam-macam, ada yang otomatis mengeluarkan pelakunya dari Islam, ada juga yang tidak. Apakah menggunakan jasa pawang hujan termasuk syirik?
Jenis-jenis syirik
Syirik kepada Allah ta’ala dibagi dua, yakni syirik akbar dan syirik asghar.
Syirik akbar atau syirik besar adalah perbuatan syirik yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islam, menghapuskan seluruh amal, dan pelakunya pun kekal di neraka. Contoh dari syirik besar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menyekutukan Allah.
Syirik asghar atau syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, namun dapat mengurangi derajat ketauhidan seseorang. Seseorang yang melakukan syirik asghar akan terhapus amalannya yang bercampur dengan syirik dan tidak terancam kekal di neraka. Biasanya syirik kecil berupa melakukan perbuatan sesuatu tapi ingin dipuji oleh manusia.
Meskipun definisi syirik terdengar sangat dasar dan pengetahuan akan hal ini sudah diketahui oleh umat muslim, namun ternyata masih banyak sekali bentuk syirik yang terjadi di masyarakat modern.
Beberapa bentuk syirik yang banyak tersebar di masyarakat
Banyak perbuatan syirik baik syirik kecil ataupun besar yang dilakukan oleh kaum muslimin yang tidak kita sadari bahwa hakikat sebenarnya itu adalah syirik. Perbuatan syirik juga sudah dilakukan sejak jaman jahiliyah sebelum datangnya Islam.
Lantas apa saja bentuk perbuatan syirik yang banyak terjadi di masyarakat modern ini? Simak contoh perbuatan syirik seperti yang dikuti dari muslim.or.id.
1. Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah Ta’ala
Salah satu bentuk syirik ini berdoa memohon kepada orang-orang shaleh yang telah mati, meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan hidup seperti mendapatkan sesuatu yang diinginkan kepada selain Allah.
Lantas, bagaimana menurutmu tindakan umat muslim yang mengunjungi kuburan orang sholeh (atau dianggap wali) dan berdoa melalui orang yang sudah meninggal tersebut? Mereka yang sudah mati saja tidak bisa membantu dirinya sendiri selain amalnya, apalagi membantu orang yang masih hidup?
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS al-An’aam:162-163)
Bentuk syirik yang jamak ditemukan di tengah masyarakat ini merupakan syirik besar dan mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
2. Mendatangi para dukun, tukang sihir, paranormal dan sebagainya
Mendatangi dan membenarkan ucapan mereka adalah perbuatan syirik besar dan pelakunya akan dianggap kafir. Ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR Ahmad (2/429) dan al-Hakim (1/49))
Para dukun, tukang sihir, dan paranormal mengaku-ngaku mengetahui hal yang ghaib. Tahukah kamu bahwa bahkan Rasulullah pun tidak mengetahui hal yang ghaib? Jika Rasulullah tidak bisa, siapa pula para dukun, tukang sihir, dan paranormal sehingga mereka bisa mengetahui hal yang ghaib?
Mengetahui hal yang ghaib adalah kekhususan yang dimiliki oleh Allah Ta’ala seperti firman-Nya:
“Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan” (QS an-Naml:65)
Lantas dari mana para dukun, tukang sihir, dan paranormal mengetahui hal ghaib? Tentunya mereka harus bekerjasama dahulu dengan para jin dan setan. Biasanya, para jin dan setan tersebut tidak akan membantu manusia kecuali ingin menjerumuskan manusia ke lubang kekafiran.
3. Berlebihan dalam mengagungkan Rasulullah
Beberapa bentuk pengagungan yang berlebihan kepada Rasulullah yang dikategorikan sebagai syirik besar berupa:
- Meyakini bahwa Rasulullah mengetahui perkara yang ghaib. Ingatkah kamu di pernyataan sebelumnya bahwa mengetahui perkara yang ghaib adalah kekhususan yang dimiliki oleh Allah?
- Memohon pengampunan dosa dan masuk surga kepada Rasulullah.
- Melakukan perjalanan dengan tujuan menziarahi kuburan Rasulullah. Bahkan Beliau sendiri yang melarang perbuatan ini dalam sabda: “Tidak boleh melakukan perjalanan dengan tujuan Ibadah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.”
Rasulullah juga menentang dengan keras jika ada umatnya berlebihan dalam mengagungkannya. Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah:
“Janganlah kalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya” (HR. Al-Bukhari no. 3261)
4. Berlebihan mengangungkan kuburan orang shalih
Banyak fenomena-fenomena di tengah kaum muslimin modern yang mengagungkan kuburan orang shalih berlebihan karena menganggap orang shalih tersebut memiliki keutamaan untuk disanjungkan. Beberapa fenomena yang jamak kita temukan:
- Memasukkan kuburan ke masjid dan meyakini keberkahannya. Tindakan ini mirip dengan yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani di masa lalu yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.
- Membangun dan meninggikan kuburannya
Jika kita tidak boleh berlebihan mengagungkan Rasulullah, apalagi jika manusia biasa yang tampak agung karena derajat kesholehannya?
5. Menggantungkan jimat
Seorang muslim dilarang keras percaya pada jimat bahwa jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan. Ini sama saja dengan menyekutukan Allah dan merupakan syirik besar karena kita menyandarkan hajat kita hanya pada sebuah benda. Jimat juga dilarang keras diletakkan di anggota tubuh dan di rumah
6. Tidak melakukan ath-Thiyarah/at-Tathayyur
Maksudnya adalah tidak menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan padahal Allah ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab. Contoh menjadikan sesuatu sebagai sebab adalah:
“Ah sial, gara-gara macet aku jadi tidak dapat tiket pulang”“Hebat akhirnya tidak hujan lagi akibat jasa pawang hujan.”
Menimpakan sesuatu padahal bukan sebab sebenarnya tergolong syirik kecil dan dapat menurunkan derajat ketauhidan seseorang.
7. Bersumpah dengan nama selain Allah
“Demi orangtuaku, aku tidak berbohong”
Apakah kamu pernah mendengar jenis sumpah serupa, atau kamu sendiri pernah melakukannya? Jika iya, maka jangan diulangi dan segeralah bertaubat. Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik” (HR. Abu Dawud no. 3251 dan HR. At-Tarmidzi no. 1614)
Bersumpah dengan nama selain Allah merupakan jenis syirik kecil yang jamak kita temui di masyarakat modern.
Perkuat tauhid sebagai landasan dalam hidup
Tahukah kamu bahwa Allah menciptakan kita untuk mentauhidkan-nya? Tauhid adalah landasan dalam agama Islam, makanya rukun islam pertama adalah mengucapkan syahadat dimana didalamnya terdapat penetapan (bahwa Allah adalah tuhanku) dan penafian (bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah).
Banyak perkara-perkara yang terasa normal berlaku di masyarakat ternyata malah merupakan salah satu bentuk syirik besar maupun kecil.
Dengan memperkuat tauhid, kita jadi lebih memahami sebuah permasalahan atau isu terkini sesuai dengan landasan yang dimiliki oleh umat Islam, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan memperkuat fondasi ketauhidan kita, kita bisa lebih arif dalam mengkaji polemik jasa pawang hujan Mandalika. Jangan sampai bias terlena oleh opini masyarakat!
Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai penggunaan jasa pawang hujan?
sumber: kompas.com |