Apakah kamu sudah tahu mengenai Kampung Baca Tansal
Indeks Literasi Indonesia di dunia berdasarkan survei PISA 2018 HANYA menempati urutan 74 dari 79. Artinya, Indonesia peringkat ke-6 literasi paling buruk di Dunia. Hal ini juga didukung dengan data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang hanya memiliki skor 64,48 dengan rentang skor 1-100 pada tahun 2022. Coba bayangkan, nilai segitu cuma bagaikan dapat nilai D di bangku perkuliahan.
Rendahnya “skor” baca ini membuat beberapa orang tergerak untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat sekitar, termasuk di daerah terpencil sekali pun.
Siti Badariah, seorang Game Changer Literasi Kalimantan Barat
Adalah seorang perempuan muda dari Kalimantan Barat bernama Siti Badariah (26) yang memiliki minat membaca terketuk hatinya untuk meningkatkan minat bada di kampung sekitarnya.
Siti Badariah yang merupakan lulusan Strata 2 PGSD Universitas Tanjungpura Pontianak itu merasa prihatin dengan sepinya perpustakaan. Ia merasa keberadaan “gudang ilmu” tersebut tersia-siakan. Ia pun memindahkan kurang lebih 2000 koleksi buku ke tempat yang lebih mudah diakses orang banyak.
“Masyarakat sungkan untuk membaca buku dalam kantor desa. Nah setelah mendapat izin dari kepala desa, akhirnya buku-buku ini kami pindahkan ke selasar rumah orang tua saya. Jadilah perpustakaan itu diberi nama Kampung Baca Tansal”, Ungkap Siti
Siti memang menaruh minat lebih kepada aktivitas membaca. Tidak cuma memindahkan buku, ia pun memutar otak bagaimana masyarakat tertarik dengan aktivitas membaca buku. Siti kemudian membuat berbagai program terkait literasi seperti: AHA Cerdas, Edukasi, Motivasi dari berbagai profesi, Program Perahu Baca, hingga Bimbel Komputer.
Program Perahu Baca memiliki kisah menarik dibaliknya. Siti harus memboyong berbagai koleksi buku menggunakan perahu melewati daerah perairan dari satu pulau ke pulau lain. Program ini dilatarbelakangi dengan lokasi Tanjung Saleh yang berada di area perairan dan kepulauan. Siti menyadari bahwa akses bacaan menjadi cukup sulit bagi warga yang berada di area perairan. Oleh karena itu, Siti berusaha “memfasilitasi” dengan cara membawa “taman baca” tersebut sehigga bisa dinikmati warga perairan lebih mudah.
Mengenal Kampung Baca Tansal
Pernahkan kamu mendengar Kampung Tansal?
Kampung Tansal sendiri merupakan singkatan dari Kampung Tanjung Saleh yang berada di daerah Kalimantan Barat. Kampung Tansal ini menjadi kampung dusun pertama yang menjadi tempat berdirinya taman bacaan ini.
Awalnya, Kampung Baca Tansal merupakan perpustakan desa. Masalahnya, perpustakaan desa ini berada di dalam Kantor Desa. Sudah dapat dipastikan kondisinya sepi. Wajar saja, siapa yang mau bersusah payah untuk masuk ke Kantor Desa hanya demi baca buku? Mending tahu dan berusaha masuk ke dalam Kantor Desa, saya kok malah yakin malah banyak masyarakat yang tidak tahu keberadaan perpustakaan desa tersebut.
Kampung Baca Tansal sendiri sudah berusia 5 tahun. Mulai dari berupa perpustakaan desa, bertransformasi menjadi Taman Baca Masyarakat (TBM), hingga sekarang berubah menjadi Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Proses yang cukup panjang ini tidak mudah. Siti kemudian berkolaborasi dengan mahasiswa, masyarakat, para pemuda relawan, hingga pemerintah desa demi bertahannya Kampung Baca Tansal tersebut.
Berkat kegigihannya dalam meningkatkan minat baca, pendidikan, dan literasi masyarakat Indonesia, Siti membuka satu cabang lain Kampung Baca, yakni di Dusun Parit Pangeran.
Apresiasi untuk jerih payah Siti
Kepedulian dan kegigihan Siti Badriah untuk memajukan edukasi dan tingkat literasi warga Kalimantan Barat patut diacungi jempol. Sebagai hasilnya, Astra menganugerahkan penghargaan Semangat Astra Terpadu (SATU) untuk Indonesia Awards pada tahun 2021 silam.
Perjuangan Siti Badriah mulai berbuah manis bagi masyarakat sekitar. Para orang tua pun sadar bahwa pendidikan itu penting dan menginginkan anaknya agar rajin membaca. Hadirnya Kambung Baca Tansal saat ini bagaikan oase bagi generasi di Kalimantan Barat sana agar memiliki semangat melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
“Adapun dampak bagi diri, saya merasa senang, bangga, bahagia, karena bisa berbagi bersama mereka. Dampak bagi lingkungan, anak-anak mereka jadi lebih kreatif dan berani berpendapat, sehingga orang tua mereka termotivasi untuk mendorong mengikutkan anaknya dalam kegiatan ini,” Tekan Siti Badriah
Penasaran ingin tahu lebih lanjut seperti apa kegiatan di Kampung Baca Tansal? Kamu bisa ngepoin di instagram melalui akun @kampungbacatansal. Apakah kamu tertarik menjadi “Siti Badriah” selanjutnya di daerah kamu?