Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kusta membuat penderita dan mantan penderita Kusta mengalami perlakuan diskriminatif. Bagi masyarakat, penyakit kusta menjijikkan dan merupakan penyakit kutukan. Penderita kerap diasingkan. Anak dikeluarkan dari sekolah, orang dewasa di pecat dari pekerjaannya. Bahkan tidak jarak sesama penderita kusta saling menikah karena merasa senasib sepenanggungan. Padahal penyakit ini dapat disembuhkan jika cepat diobati dan telaten pada saat masa penyembuhan.
Terlambatnya penanganan akibat minimnya pengetahuan masyarakat perihal gejala kusta menyebabkan kusta yang tidak terobati dan menyebabkan disabilitas. Apabila pasien datang dalam kondisi seperti ini, bisa dikatakan sudah telat. Tindakan yang bisa dilakukan berikutnya adalah agar kusta ini tidak mengakibatkan disabilitas yang lebih parah.
Mengenal Kusta
Kusta adalah penyakit tropis terabaikan karena sudah ada sejak tahun 1400 SM dan masih belum terberantas hingga saat ini. Kasus kusta di Indonesia stagnan pada 10 tahun terakhir. Bahkan, Indonesia menempati urutan ketiga total kasus kusta di dunia. Kusta dapat menular melalui pernafasan karena paling banyak terdapat di mukosa hidung. Meski begitu, penularannya tidak mudah. Yang tertular biasanya yang memiliki kontak erat dan terpapar dalam waktu lama seperti keluarga serumah.
Kemenkes menargetkan untuk mengeliminasi kusta pada 2020. pada kenyataanya, pada tahun 2021 tercatat 17.000 kasus kusta baru di Indonesia dengan besar 9,14% pada anak. Ada 7 provinsi yang belum bebas dari kusta, yaitu: Papua barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Nilai prevalensinya ada di atas 1, dibutuhkan nilai prevalensi dibawah 1 untuk bisa dikatakan sudah eliminasi. Prevalensi adalah jumlah kasus di akhir tahun dibagi dengan jumlah penduduk per 10 ribu. Jumlah absolut kasus kusta paling tinggi ada di pulau Jawa, namun karena jumlah penduduk tinggi mengakibatkan nilai prevalensinya rendah dan sudah tergolong eliminasi.
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang di kulit dan syaraf. Gejala awal kusta berupa bercak kulit yang mati rasa. Bercak bisa berwarna keputihan seperti panu atau kemerahan. Gejala lainnya adalah adanya penebalan saraf tepi dan gangguan fungsi saraf. Fungsi saraf yang terganggu meliputi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Selain gejala di atas, penyakit kusta bisa dikonfirmasi melalui ditemukannya bakteri pada hasil lab. Namun, terkadang bakteri yang ditemukan negatif pada tipe kusta tertentu.
Ada 2 jenis penyakit kusta:
Kusta kering atau dikenal dengan PB (Pausi Basiler)
Kusta basah atau dikenal dengan MB (Multi Basiler)
Proses penularan kusta
Kuman Mycobacterium leprae memiliki masa inkubasi yang sangat lama, yakni 2-5 tahun bahkan bisa sampai 10 tahun. Penularannya pun tergantung daya tahan tubuh individu. Misal dari 100 orang, yang tertular hanya 5 orang. Dari 5 orang ini, yang menjadi sakit hanya 2 orang.
Kuman kusta mati oleh cahaya matahari. Oleh karena itu, sanitasi dan pencahayaan matahari pada tempat tinggal sangatlah penting untuk meminimalisir proses penularan kusta dalam ranah keluarga.
Pengobatan Kusta
Seperti penyakit TBC, pengobatan kusta memakan waktu yang cukup lama. Kusta kering dan kusta basah dapat diobati selama 6 bulan dan 12 bulan. Pasien dapat meminum MDT (Multi Drug Treatment) yang dapat diambil secara bulanan di puskesmas secara gratis. Setelah minum obat, biasanya kusta menjadi tidak menular lagi. Bahkan, dalam waktu 2 minggu saja bakteri kusta sudah banyak yang mati.
Dengan lamanya pengobatan ini, diharapkan pasien telaten dan tidak terputus konsumsi obatnya. Pengobatan yang tidak telaten dapat menyebabkan pembasmian bakteri yang tidak tuntas dan efek yang tidak sembuh total.
Selain obat bagi penderita kusta, tersedia juga obat pencegahan penularan kusta. Obat ini biasanya diberikan kepada orang yang memiliki kontak erat dengan penderita kusta.
Keberhasilan pengobatan kusta tergantung kepada penemuan dan pengobatan secara dini, kepatuhan penderita untuk berobat teratur, dukungan keluarga dan masyarakat, serta ketrampilan petugas dalam upaya pencegahan kecacatan. Penderita kusta yang telah sembuh memiliki kemungkinan tertular kembali meski sangat kecil.
Kusta dan Diskriminasi
Penyakit kusta masih menjadi polemik diskriminasi sosial yang pelik bagi penderitanya. Banyak yang merasa terpuruk sehingga mencoba untuk bunuh diri, dikucilkan, diceraikan oleh pasangannya, hingga lebih suka menikah dengan sesama penderita kusta. Karena merasa dikucilkan, pasien yang sedang mengkonsumsi obat hingga sudah sembuh lebih suka tinggal di penampungan dan enggan untuk kembali ke keluarga. Stigma penyakit kusta sebagai penyakit kutukan dan menjijikkan ini masih sangat melekat di masyarakat. Padahal, penyakit ini sangat mungkin disembuhkan tanpa meninggalkan bekas.
Kusta tidak diturunkan ke plasenta sehingga bayi perkawinan sesama kusta belum tentu terkena kusta. Jika ortunya sudah berobat otomatis kusta ini tidak ditularkan.
Kesadaran akan Kusta
Dengan minimnya pengetahuan masyarakat akan kusta, Berita KBR melakukan kupas tuntas soal kusta dengan tajuk "Melihat Potret Kusta di Indonesia. Acara disiarkan langsung melalui 104,2 Mstri FM atau dapat menyimak rekamannya di situs resmi KBR atau channel yotube berita KBR .
Talkshow menghadirkan Dr. Udeng Daman selaku Techincal Advisor progam pengendalian kusta NLR dan Monica Shinta selaku Team Leader CSR PT United Tractor (UT).
NLR adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya di seluruh dunia dengan tiga pendekatan yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi). Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja pada tahun 1975 bersama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 2018 NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Bersama Aliansi NLR Internasional, moto NLR Indonesia adalah: Hingga kita bebas dari kusta. NLR juga berkerja sama dengan pemerintah, komunitas lokal, organisasi masyarakat, dan CSR perusahaan.
UT berkomitmen untuk menjadi perusaan inklusi yang tetap mempegawaikan disabilitas. Mulai dari advokasi internal, melakukan adaptasi lingkungan kerja inklusi, perekrutan khusus inklusi, uji coba magang, hingga pengangkatan pegawai tetap. Untuk menghilangkan stigma, 3 tahun terakhir UT meyakinkan karyawan bahwa disabilitas dapat memiliki performa kerja yang baik CSR UT juga melakukan pelatihan peningkatan skill kepada teman-teman disabilitas.Pemerintah mengeluarkan UU no. 8/2018 yang menganjurkan perusahaan swasta menerima pegawai disabilitas sebesar 1%.
Monica memberikan beberapa tips bagi disabilitas untuk dapat bersaing di dunia kerja:
1. Meningkatkan kompetensi dan mengetahui core competency
2. Mempersiapkan soft skill, memiliki attitude dan behaviour yang bagus
Penyandang disabilitas termasuk disabilitas akibat kusta tidak perlu berkecil hati karena sama-sama memimliki kesempatan yang sama untuk dapat berkarir seluas-luasnya.
Bagaimanakah kusta di pikiranmu setelah membaca ini? Mari sebarkan seluas-luasnya betapa tidak latennya penyakit kusta dan betapa besar kemungkinan dapat disembuhkan. Jangan biarkan stigma sosial diskriminatif terhadap kusta menggerogoti masyarakat
"Mobilku boros banget nih, masa belum seminggu sudah harus isi bensin penuh lagi, padahal ga kemana-mana banget. Ga usah beli mobil (sebut merk) ini deh!"
Ada kah yang memiliki keluhan serupa? Atau merasa tiba-tiba mobil atau motor kamu mendadak boros bahan bakar bakar (BBM) padahal sebelumnya tidak begitu? Mungkin penyebabnya bukan kendaraanmu yang boros BBM, tapi perilakumu yang membuat kendaraanmu boros.
Ada banyak langkah simpel dan tidak terduga yang dapat membuat penggunaan BBM mu menjadi irit, atau setidaknya mendekati klaim para manufaktur kendaraan tersebut.
Lakukan Langkah Ini Agar Hemat BBM!
1. Menggunakan BBM yang tepat
Sepeda motor dan mobil yang umumnya beredar di jalanan sekarang minimal sudah memiliki kualifikasi mesin Euro 2 dan Euro 3. Mesin dengan kualifikasi ini minimal harus menggunkan bahan bakar dengan RON 90 atau Pertalite. Artinya, jangan sampai kamu menggunakan Premium (RON 88) dengan dalih berhemat. Alih-alih berhemat, kamu malah makin boros dan mesin kendaraan kamu malah semakin rusak.
Masyarakat menengah bawah masih sering menggunakan Premium meski kendaraan yang dimiliki mensyaratkan penggunakan minimal nilai Pertalite. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Teknik Lingkungan ITB, penggunaan bahan bakar dengan nilai RON yang tidak sesuai malah akan menyebabkan kerusakan mesin akibat pembakaran yang tidak efektif. Artinya, jarak tempuh untuk bahan bakar Premium 2 L akan lebih pendek dibandingkan Pertalite 2 L. Mesin rusak, boros pula.
Pemerintah sendiri juga sudah melakukan transisi Premium menjadi Pertalite agar masyarakat lebih memilih menggunakan Pertalite. Distribusi Premium perlahan dikurangi hingga sama sekali hilang dari peredaran. Selain itu, dilakukan pembatasan SPBU yang boleh mengedarkan Premium.
Selain tidak boleh menggunakan BBM yang lebih jelek dari kebutuhannya, kita juga diharapkan tidak menggunakan BBM dengan spesifikasi di atas mesin kendaraan kita mampu. Sebagai contoh, mesin kendaraan kita hanya bisa memproses BBM dengan nilai RON 90 sanpai 92. Jangan sampai kita memaksakan mesin dengan menggunakan BBM Pertamax Turbo (RON 95). Selain percuma, sudah lah lebih mahal, lebih boros pula.
2. Melakukan servis berkala
Dengan melakukan servis berkala, kita memastikan mesin mobil berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah pembakaran masih efektif, apakah alat konversi katalitiknya masih bekerja dengan baik, apakah pergerakan busi mesin dan roda masih lancar.
Motor dan mobil wajib dilakukan servis berkala. Tidak hanya sebagai bentuk usaha memelihara mobil, servis berkala juga memastikan agar BBM yang digunakan tidak boros dari yang seharusnya dibutuhkan. Saat servis berkala, mobil dan motor kamu dicek komponen-komponennya. Ini membuat pembakaran yang terjadi berlangsung maksimal dan menghindari terjadinya keborosan bahan bakar. Jika pembakaran tidak sempurna, bensin yang keluar tidak sesuai dengan tenaga yang ingin dihasilkan.
3. Memastikan ban tidak kempes
Pernahkah kamu mengemudi tapi merasa kendaraanmu lebih berat dari biasanya?
Ban adalah komponen yang sangat krusial dalam kendaraan bermotor untuk menopang dan menjaga kestabilan moda. Tekanan angin ban berpengaruh terhadap usia ban dan efisiensi bahan bakar. Tekanan angin ban yang rendah membuat ban berat sehingga tidak dapat menopang kendaraan dengan ideal. Akibatnya, mesin kendaraan pun harus bekerja ekstra dengan cara mengkonsumsi bahan bakar dari yang seharusnya. Tekanan angin ban pun tidak boleh terlalu berlebih karena akan menyebabkan ban benjol dan mengurangi usia ban juga.
Perawatan tekanan angin ban tidak lah mahal karena gampang ditemukan kompresor pengisian tekanan angin di pinggir jalan. Biaya yang dikeluarkan pun tidak mahal.
4. Tidak membawa beban berlebih
Alih-alih berpikiran praktis bahwa lebih ekonomis memboyong banyak penumpang dan bagasi dalam satu mobil dan motor, ternyata perilkau ini dapat membahayakan keselamatan dan membuat boros bahan bakar!
Setiap mobil dan motor memiliki batas beban muatan maksimal. Muatan berlebih akan membuat beban tambahan bagi kendaraan saat melaju dari kondisi diam. Mesin butuh kerja keras untuk mengimbanginya sehingga cenderung mengegas dan butuh gigi rendah lebih lama. Ini menyebabkan putaran mesin yang tinggi dimana proses pembakarannya lebih besar. Semakin besar proses pembakaran maka semakin banyak pula bahan bakar yang digunakan.
5. Eco-Driving
Eco-Driving adalah cara mengemudi ramah lingkungan yang mengoptimalkan konsumsi bahan bakar. Selain ramah lingkungan dengan melakukannya kamu dapat menghemat bahan bakar, biaya, minimalisir emisi, hingga meningkatkan kesehatan.
Kendaraan bermotor sebagai penyumbang terbesar emisi udara di Indonesia mengeluarkan gas-gas seperti Karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), PM10 (Particulate Matter 10), (Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), Sulfat Oksida (SOx) dan air. Hasil emisi kendaraan ini membuat kualitas kesehatan menurun karena memperbesar kemungkinan terjadinya iritasi dan infeksi penyakit pernafasan, terutama bagi yang sehari-hari terpapar emisi kendaraan di jalanan.
Saat melihat jalanan lowong, apakah kamu tergoda untuk mengebut?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Lingkungan, ITB menyatakan bahwa emisi CO2, CO, dan hidrokarbon akan lebih kecil seiring dengan semakin besarnya kecepatan kendaraan. Namun ini tidak menjadi pembenaran untuk perilaku mengebut. Perhatikan rambu keselamatan dan batas kecepatan maksimal yang telah diberlakukan. Pikirkan keselamatan pengemudi dengan melakukan defensive driving atau mengemudi secara berhati-hati.
Dari hasil studi yang sama, tercatat bahwa emisi yang dihasilkan saat kendaraan berada dalam kondisi diam dengan mesin menyala (idle) cukup besar. Keadaan ini dicapai sewaktu kendaraan tersendat saat terjadi kemacetan dan di tengah lampu merah. Jalanan macet memang merupakan suatu kondisi yang tidak dapat kita kontrol. Oleh karena itu kita bisa meminimalisirnya dengan cara mencari jalur yang paling lancar melalui aplikasi semacam Google Maps dan Waze. Selain itu, apabila waktu berhenti lampu merah diatas 60 detik, kamu dapat mematikan mesin mobil dahulu dan menyalakannya lagi sebelum lampu berubah menjadi hijau. Hindari pula memberhentikan kendaraan dalam kondisi mesin menyala jika lebih dari 10 menit.
Apakah kamu sudah melakukan semua langkah-langkah di atas? Jika kamu sudah melakukan 2 atau 3 langkah di atas, artinya kamu sudah cukup peduli terhadap kendaraan, lingkungan dan tentu kondisi dompetmu. Jika belum, mari kita coba aplikasikan semua langkah di atas. Coba bagikan ya pengalamanmu apabila sudah melakukan semuanya!
Memasuki tahun kedua masa pandemi, banyak dinamika bisnis yang berubah. Meski banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), sebagai gantinya banyak bisnis yang tumbuh subur. Mulai dari bisnis rumahan, menengah, hingga skala besar. Salah satu bisnis yang bertumbuh subur di masa pandemi adalah jasa kurir. Dengan adanya pembatasan interaksi untuk meminimalisir tersebarnya penularan Covid-19, banyak orang-orang yang lebih memilih untuk belanja melalui daring. Hal ini lah yang membuat bisnis jasa pengantaran semakin bertumbuh pesat.
Berniat membuka bisnis pengantaran baru? Atau ingin menjadi distributor barang? Kamu bisa mengecek moda transportasi komersial di bawah ini dan mempertimbangkannya sebagai pilihanmu!
Toyota Dyna, solusi untuk bisnis anda
Toyota Dyna merupakan seri kendaraan komersial berbentuk truk ringan. Kabinnya berbentuk COE (cab over engine) dengan kabin yang berada di atas mesin.
Bergerak di bisnis pindahan atau pemasok barang dan sedang bingung mencari moda transportasi yang tepat? Mungkin kamu bisa mempertimbangkan Toyota Dyna yang merupakan kendaraan truk komersial sebagai pilihan bisnismu!
Dilengkapi dengan mesin Diesel 4 Stroke, 4 Cylinder in-line, Direct injection, dan Turbo Charger, Toyota Dyna akan menjadi kendaraan yang dapat membantu kesuksesan bisnismu. Kendaraan komersial ini menggunakan bahan bakar solar dengan sistem bahan bakar Direct Injection. Untuk menjamin keselamatan pengemudi dan melancarkan transportasi, Toyota Dyna sudah dilengkapi dengan sabuk pengaman 3 titik di sebelah kanan dan kiri serta sabuk pengaman 2 titik untuk penumpang tengah. Sistem rem yang digunakan sudah dilengkapi dengan Anti-lock, band cadangan dan lampu kabut. Mobil akan berbunyi apabila ada peretas yang ingin membajak mobil tanpa menggunakan kunci remote. Toyota Dyna terbaru juga mendukung kenyamanan pengemudi dengan melengkapi fungsi power steering sehingga setir tidak berat dan air conditioner (AC) agar pengemudi lebih nyaman.
Toyota Dyna tersedia dengan pilihan 3 warna, yakni merah, biru, dan putih. Harga yang dibanderol juga cukup bersaing dari kompetitornya. Hanya dengan 300-an juta kamu dapat melengkapi bisnismu dengan 1 armada transportasi tangguh.
Berniat meminang Toyota Dyna? Pastikan beli di dealer terpercaya ya, salah satunya Auto2000 yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Selain sudah terpercaya, ternyata Auto2000 sudah melakukan transformasi besar loh untuk memanjakan pelanggannya. Apa sajakah itu?
Transformasi Auto2000
Auto2000 adalah dealer resmi toyota yang merupakan bagian dari grup Astra. Kiprah Astra dan Auto2000 ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Dahulu saya merasa Auto2000 hanya ada dealer secara fisik. Ternyata Auto2000 sekarang bertransformasi menjadi situs e-commerce yang melayani penjualan mobil, suku cadang, dan aksesoris Toyota di Indonesia. Tentu ini sangat mempermudah pelanggan yang sudah memantapkan hati kepada produk kendaraan Toyota. Bayangkan saja, pelanggan dapat melakukan pembelian kendaraan baru, purna jual, suku cadang, aksesoris, serta trade in dan pembelian mobil bekas (bekerjasama dengan Astra Auto Trust) hanya dengan modal menggerakkan jempol di gawai. Dengan demikian, Auto2000 sangat berkomitmen kepada pelanggan dengan mengusung konsep seamless end-to-end customer experience.
Tidak hanya melakukan pembelian, aplikasi Auto2000 yang tersedia di gawai juga membantu pelanggan untuk merawat kendaraan Toyota-nya. Mulai dari pemesanan servis, melacak status servis, hingga simulasi perhitungan pembiayaan.
Saya sendiri sangat percaya mengenai kredibilitas Auto2000. Beberapa tahun lalu, saya pernah kehilangan kunci mobil yang saya pun tidak memiliki gambaran jatuh dimana. Saya stres berat, tidak hanya kunci, tapi STNK ada di dalam dompet tersebut. Dalam kebingungan itu, saya hanya bisa menggunakan kunci mobil cadangan. Tiba-tiba saya dikagetkan dengan pesan melalui Facebook saya:
“Benarkah ini milik Bu Zeneth?”, disertai dengan foto kunci mobil saya.
Sontak hati saya melonjak. Salah satu kebahagian terbesar dalam hidup saya. Pengirim pesan pun meminta saya mengambil kunci mobil tersebut di Auto2000 Pramuka.
Setelah saya datangi dan bertemu si pengirim pesan, ternyata ia menemukan kunci saya di halaman parkir apartemen! Saya langsung berterima kasih sebesar-besarnya. Semenjak itu, saya percaya Auto2000 memiliki pegawai yang jujur dan dapat diandalkan.
Jujur saja, siapa pembaca disini yang pernah menjadi pengguna Multiply?
Multiply merupakan platform media sosial yang sempat beken di jaman saya kuliah, yakni sekitar tahun 2007 hingga 2010. Setelah muncul Facebook dan Instagram, Multiply perlahan ditinggalkan oleh penggunanya. Padahal, Multiply cukup keren karena menggabungkan sosial media dan penyimpanan. Tidak hanya dapat mengepos status, kita juga bisa berbagi file foto, audio, dan video! Bukan berarti file ini bisa diunduh ya, meski pada akhirnya bisa karena netizen memang sudah canggih-canggih sejak jaman dulu.
Multiply yang perlahan meredup sempat memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta setelah sebelumnya berada di Boca Raton, California karena sempat pindah haluan ke e-commerce. Namun sayang, langkah yang ditempuh ini tetap tidak dapat menyelamatkan Multiply. Multiply resmi tutup pada bulan Mei 2013.
Transisi dari Multiply ke Blogspot
Sebelum tutup, Multiply sempat berkali-kali memberikan notifikasi kepada penggunanya apakah ingin menyelamatkan arsip postingannya. Karena saya sangat menghargai segala rekam jejak daring yang pernah saya buat, maka tanpa pikir panjang saya langsung menuju situs Multiply dan mengunduh file arsip saya sebagai bentuk perpisahan resmi dengan Multiply. Tercatat saya mengimpor data Multiply pada tanggal 30 November 2012. File arsip tersebut berbentuk data mentah dengan format yang bisa diimpor ke beberapa situs, salah satunya Blogspot.
Setelah mengikuti secara seksama tutorial untuk mengimpor ke Blogspot, akhirnya jerih payah saya terbayar! Rekam jejak saya terbaca kembali. Namun tentu tidak 100% penuh postingan Multiply terpindahkan. Sebagai contoh, foto-foto yang saya bagikan ke Multiply tidak ikut terpindahkan ke blogspot. Begitu pula untuk file audio dan video. Yang terbaca hanya tulisan deskripsinya saja. Tapi yah mau bagaimana lagi, postingan saya di Multiply terlampau banyak. Terlalu melelahkan untuk backup secara manual. Segini saja sudah cukup memudahkan saya melihat catatan harian jaman saya dahulu.
Mulai menulis lagi
Semenjak saya bermain Facebook, saya sudah melupakan Multiply. Praktis saya berhenti menulis "blog". Ini berlangsung cukup lama. Postingan terakhir saya di Multiply ada di tahun 2010 dan postingan pertama saya paska migrasi ada di tahun 2013. Begitu banyak tahun berselang. Tanpa saya sadari, ini hampir total mengubah gaya menulis saya. Emosi dan jiwa anak tanggung di tahun perkuliahan bertransformasi ke tulisan dengan emosi yang lebih matang dan stabil di tahun 2013.
Maka disini lah titik pergantian haluan cara menulis saya. Jika dahulu penuh dengan tulisan pendek acak curhat sesuai dengan suasana hati saya, maka perlahan saya mulai menulis tulisan berkualitas dengan menggunakan beragam referensi. Tanpa saya sadari, tulisan saya berubah seiring waktu. Mungkin kalau dibaca tiap pos tidak begitu berubah. Namun jika di saat saya menulis tulisan ini dan melihat kembali postingan saya saat masih di Multiply, rasanya ingin menertawakan diri sendiri. Entah apa yang saya tulis, bahkan saya tidak ingat yang sedang saya bicarakan apa dan siapa, hehe.
Saya sesekali menulis lagi saat menempuh tahun akhir studi master saya. Namun, titik terbesar saya mulai menulis lagi baik dari meningkatkan kualitas dan kuantitas adalah saat mengikuti tantangan One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan pada awal tahun 2016.
Disaat itu, saya sudah tidak bekerja di luar rumah lagi sejak hamil Hasan pada tahun 2015. Berbekal kerusuhan yang ada di kepala, akhirnya saya memutuskan untuk mulai menulis lagi dan saya memilih tantangan ODOP sebagai bahan bakar melatih otot menulis.
Tantangan ODOP sukses saya tempuh meski jujur sempat keteteran juga. ODOP membuat saya harus mengetik juga di akhir pekan. Tak jarang, demi mengurangi keteteran, saya kerap menulis draft untuk postingan di hari-hari berikutnya.
Bagaimana setelah tantangan ODOP berakhir? Tentu saja tempo menulis saya jauh melambat dari ODOP, namun saya bisa merasakan keurgensian yang muncul di benak saya untuk mengepos tulisan minimal 2 minggu sekali. Saya tidak terlalu menikmati ODOP karena saya penyuka tulisan dengan banyak riset dahulu. ODOP membuat saya menulis tulisan "dangkal". Tapi harus saya akui, ODOP memang sukses memperlancar otot menulis kita.
Menabung untuk Akhirat
Jujur, terkadang saya suka iri dengan suami. Suami adalah seorang dokter yang dalam sepanjang karirnya bisa ia gunakan untuk menabung bekal akhirat. Bagaimana dengan saya? Saya menjadi terpikirkan untuk dapat berguna bagi orang banyak. Saya juga mau menambah laju tabungan akhirat saya dengan memperbanyakan amal jariah.
Semenjak mulai pemikiran seperti itu, maka saya mulai komit terhadap diri bahwa saya ingin menyebarkan seluas-luasnya ilmu yang saya miliki. Saya ingin berbagi melalui tulisan. Saya ingin hasil karya saya berguna bagi orang banyak. Hal ini sejalan dengan isi kepala saya yang suka "ribut" dan minta segera dikeluarkan.
Dulu saya fokus menulis dengan konten bagus. Semakin kesini setelah saya banyak belajar, tulisan saya masih banyak jeleknya. Senang sekali rasanya bisa memperbaiki tulisan dengna banyak belajar dan mengikuti seminar baik itu kulwap ataupun talkshow langsung. Jika saya dahulu abai dengan SEO, sekarang saya mulai peduli karena saya ingin keterjangkauan tulisan saya semakin luas sehingga semakin banyak yang bisa menarik manfaat dari tulisan saya. Meski masih jauh dari memenuhi kaidah SEO, setidaknya tulisan-tulisan saya mulai berproses.
Sesekali saya mengikuti lomba blog yang mengusung topik menarik bagi saya. Terkadang menang, terkadang kalah. Acap kali saya kecewa dan putus asa setiap tidak mendapatkan juara meski merasa sudah menginvestikan waktu dan pikiran yang banyak. Namun suami selalu memberikan semangat sehingga pada akhirnya kekalahan tidak menjadi momok lagi.
Menjadi bermanfaat nomor satu, mendapatkan nominal itu bonus!
Pandemi Covid-19 dimana banyak kantor yang memberlakukan WFH (Work From Home) ditambah PJJ 'Pembelajaran Jarak Jauh" bagi anak sekolah membuat kendaraan yang berlalu lalang di jalanan ibu kota menurun drastis. Di suatu pagi kala saya sedang menuju ke arah selatan melalui jembatan Antasari, terlihat jelas Gunung Salak dan Gunung Gede di kejauhan ufuk. Suatu pemandangan yang amat langka. Tidak disangka, kedua gunung tersebut dapat dilihat dari jarak sejauh itu, padahal biasanya dulu hanya dapat saya lihat menggunakan tol Jagorawi ke arah Selatan. Malah kata teman saya yang berkantor di bilangan Jakarta Pusat, kedua gunung itu juga terlihat dari sana! Betapa cerahnya langit Jakarta.
Namun, apakah hal demikian bisa terjadi lagi apabila Jakarta kembali ke situasi normal dimana kendaraan kembali ke jalanan dengan volume aslinya?
Apa itu Program Langit Biru?
Program Langit Biru merupakan program pengurangan polusi udara yang akan dimulai dari wilayah Bali, Tangerang Selatan, Gianyar, Palembang, dan wilayah lainnya. Tujuannya adalah mengantisipasi krisis lingkungan akibat polusi udara yang dicetuskan oleh sumber bergerak dan tidak bergerak. Program ini sudah mendapat dukungan regulasi dari pemda, YLKI, KemenLH, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan Kemenkes. Salah satu tahapnya adalah pengurangan penggunaan premium (RON 88) dengan cara memberikan diskon awal pertalite (RON 90).
Sebenarnya, Program Langit Biru ini bukan barang baru. Program ini sudah mulai digaungkan sejak 25 tahun silam oleh KemenLH melalui Permen LH No. 15 Tahun 1996. Delapan tahun kemudian muncul Kepmen LH No. 141/2003 yang mengatur emisi gas buang pada kendaraan bermotor. Pada saat itu masih berupa BBM standar Euro 2. 14 tahun berselang, muncul kembali Kepmen KLHK N0. 20/2017 yang mewajibkan kendaraan bermotor menggunakan BBM standar Euro 4. Keputusan ini dinilai cukup telat mengingat beberapa negara maju lain sudah menerapkan standar Euro 5 ataupun 6.
Meski Kadar emisi yang dikeluarkan sumber tidak bergerak seperti cerobong asap, menurut data sebanyak 75% sumber utama polusi udara adalah dari sumber bergerak, yaitu sektor transportasi darat.
Paris Protocol
sumber: diplomatie.gouv.fr
Pada Bulan November 2015, Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Paris Protocol on Climate Change di Perancis. Pada saat itu Presiden berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon antara 20-40 persen hingga 2050. Banyak pihak menilai komitmen ini terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan realitas. Komitmen Paris Protocol akan sulit terwujud apabila BBM yang dipasarkan masih belum memenuhi standar Euro kendaraan dan penggunaan PLTU masih digenjot.
Sinergi dalam Bijak Berkendara
Mengidam-idamkan menatap langit biru di kota besar semacam Jakarta? Sayang sekali, ini akan susah terwujud apabila emisi dari kendaraan bermotor masih setinggi sekarang. Emisi yang dihasilkan dapat meningkatkan peningkatan suhu global, pembentukan kabut fotokimia, dan penambahan konsentrasi debu yang membuat jarak pandang terbatas. Tidak hanya efek pada lingkungan, hasil emisi kendaraan juga membuat kualitas kesehatan menurun karena memperbesar kemungkinan terjadi iritasi dan infeksi penyakit pernafasan, terutama bagi yang sehari-hari terpapar emisi kendaraan di jalanan.
Berdasarkan KepmenLH No. 15/1996, menurunkan emisi gas buang kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan perawatan kendaraan bermotor serta penetapan standar emisi gas buang untuk kendaraan yang sudah berjalan. Ada banyak pihak yang harus saling bersinergi agar program langit biru dan Paris Protocol tercapai.
1. Masyarakat
Untuk kasus Jakarta, masyarakat diharapkan menggunakan kendaraan umum saat berkomuter. Tercatat, penduduk Jakarta di hari kerja bisa berlipat-lipat jumlahnya dibandingkan penduduk yang memang asli tinggal. Karena keterjangkauan kendaraan umum masih belum begitu baik, penggunaan kendaraan pribadi juga masih banyak dan menyebabkan peningkatan polusi udara yang signifikan. Berdasarkan data BPJS tahun 2021, jenis moda kendaraan paling banyak di Indonesia adalah motor dengan rasio manusia terhadap kendaraan sebesar 3:1. Artinya, tiap 3 orang memiliki 1 kendaraan bermotor.
Masyarakat juga diharapkan menggunakan BBM minimal pertalite. Tahukah kamu kalau sepeda motor yang banyak beredar sekarang memiliki kualifikasi mesin Euro 2 dan Euro 3? Kendaraan dengan spesifikasi ini membutuhkan minimal BBM dengan nilai RON 90 atau pertalite. Masyarakat menengah ke bawah masih sering menggunakan premium meski kendaraan yang dimiliki menyaratkan penggunakan minimal nilai RON 90 (pertalite). Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Teknik Lingkungan ITB, penggunaan bahan bakar dengan nilai RON yang tidak sesuai malah akan menyebabkan kerusakan mesin dan ketidak-efektivan pembakaran. Artinya, jarak tempuh premium 2 L akan lebih pendek dibandingkan pertalite 2 L. Alih-alih berhemat, kamu malah makin boros dan mesin kendaraanmu malah semakin rusak.
2. Pemangku Kebijakan
a. Uji Emisi
Per 24 Januari 2020, kendaraan bermotor di Jakarta usia 3 tahun ke atas wajib dilakukan uji emisi. Ini sesuai dengan Pergub 66/2020. Apabila tidak lulus uji emisi, para pemilik kendaraan dikenai denda dengan kisaran Rp 250.000 - Rp 500.000 berdasarkan UU LLAJ. Dalam uji emisi, ada dua kandungan yang dijadikan parameter lolos atau tidaknya, contohnya kandungan CO (karbon monoksida) dan HC (Hidrokarbon). Kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin premium dan solar, apalagi yang memang berumur tua sudah hampir pasti tidak akan lolos uji emisi.
b. Konsistensi Kebijakan
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo membentuk Tim Reformasi Mafia Migas yang menunjuk Ekonom Faisal Basri sebagai ketua. Salah satu rekomendasi Tim Reformasi Mafia Migas adalah meminta pemerintah untuk menghapus BBM premium. PT Pertamina selaku operator menyanggupi namun minta jeda waktu sampai 2 tahun. Pemerintah sempat menngendalikan premium secara ketat di daerah Jawa, Madura, dan Bali pada tahun 2017. Namun sayang, pada pertengahan 2018 kebijakan ini dibatalkan diakibatkan faktor politis.
Apakah yang terjadi? Mungkinkah ada politik transaksional antara pemilu dan mafia migas? Entahlah.
Peningkatan kualitas BBM dapat dilakukan dengan melakukan transisi dari RON 88 (Premium) menjadi RON 90 (Pertalite) dan RON 92 (Pertamax). Amat disayangkan, di Jakarta sendiri terdapat sekitar 5 pom bensin yang menjual premium sementara di area Jawa lainnya sudah hampir tidak ada.
c. Meningkatkan manajemen dan infrastruktur lalu lintas
Menata manajemen lalu lintas yang baik untuk menghindari kemacetan merupakan langkah signifikan untuk mmengendalikan emisi gas buang kendaraan bermotor. Menurut penelitian, porsi emisi dihasilkan paling besar pada saat kendaraan berada dalam keadaan idling, atau berhenti dengan keadaan mesin menyala dibandingkan dalam keadaan lain seperti mengebut atau berjalan lambat. Keadaan idling dicapai pada saat lampu merah dan terjadi kemacetan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan strategi meminimalisir kemacetan dan merancang agar waktu tunggu lampu merah tidak terlalu lama. Apabila waktu tunggu lampu merah lebih dari 60 detik, pengemudi bisa mematikan kendaraanya terlebih dahulu.
3. Sektor Bisnis
Pengembangan teknologi otomotif yang mendukung bbm ramah lingkungan
Cara kerja catalytic converter (sumber: alliedmuffler.com)
Ada 3 faktor yang harus saling bersinergi untuk mengurangi emisi pencemaran udara dari kendaraan bermotor. Faktor tersebut adalah kualitas emisi, teknologi otomotif, dan manajemen lalu lintas. Catalytic Converter atau Konverter Katalisis adalah teknologi untuk meningkatkan penyempurnaan motor bensin maupun diesel yang akan diimbangi pemanfaatan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Perangkat ini mulai digunakan pada tahun 2007 saat masih menggunakan standar Euro 2. Untuk memenuhi standar itu, setiap kendaraan bermesin diesel dan bensin harus menggunakannya.
Konverter katalisis sendiri berupa katalisator yang dipasang di ruang setelah saluran buang. Fungsinya menyaring hidrokarbon (bensin yang belum atau tidak terbakar) dan polutan lain yang dihasilkan oleh mesin. Sayangnya katalisator adalah barang mahal karena terbuat dari platina paladium. Nilai logam yang digunakan pada konverter katalisis bisa mencapai 60-70 persen dari total harga konverter katalisis. Sebagai contoh, jika logam yang digunakan untuk konverter katalisis bernilai 5 juta, maka harga konverter katalisisnya saja bisa seharga 3 - 3,5 juta!
Teknologi otomotif akan diubah atau ditingkatkan menjadi lebih ramah lingkungan melalui penyempurnaan desain maupun perlengkapan pengolahan emisi gas buang. Pengembangan teknologi hibrida bensin-listrik atau eco-car, dan fuel cell diharapkan tidak akan menghasilkan gas buang beracun.
Bersatu demi Langit Biru Jakarta
Kok saya terkesan seolah-olah meng-anak emaskan Kota Jakarta? Bukan begitu. Saya mengangkat Kota Jakarta karena sudah sedemikian parahnya masalah transportasi (baca: kemacetan) dan tingginya emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang lalu lalang. Ini juga berlaku untuk kota-kota besar yang memiliki masalah serupa.
Kota Jakarta terkenal dengan langit pekatnya. Tidakkah kita semua ingin melihat langit Jakarta tetap berwarna biru dengan pemandangan Gunung Gede-Salak di kejauhan dan tidak hanya sewaktu pandemi saja? Mari kita semua bersama-sama menyingsingkan lengan untuk bekerja sama mewujudkannya!
Saat saya duduk di bangku 4 SD, kami sempat tinggal di rumah Atok (sebutan untuk kakek) di Medan untuk sementara karena tempat tinggal kami sebelumnya, Lhokseumawe sedang dalam keadaan genting darurat GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Rumah Atok saya memiliki pekarangan yang sangat luas. Halaman depan ditanami berbagai tanaman hias. Halaman tengah terdapat kolam ikan yang cukup besar serta dikelilingi rerumputan. Halaman belakang banyak sekali pepohonan dan tanaman serta hewan ternak seperti ayam. Dapat ditebak, nyamuk tumbuh dengan subur dan saya sering menjadi korban gigitan nyamuk.
Betul, nyamuk adalah permasalahan klasik sepanjang tahun yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah tropis. Oleh karena itu, banyak muncul berbagai varian produk pengusir nyamuk, mulai dari anti nyamuk bakar, semprot, losion, dan bahkan one push yang baru ada belakangan ini. Tidak hanya gatal, bahkan gigitan nyamuk bisa berakibat fatal seperti tertularnya penyakit demam berdarah.
Anti Nyamuk Bakar
Anti nyamuk bakar merupakan tipe yang populer penggunaanya bagi masyarakat menengah ke bawah di Indonesia karena harganya paling murah. Terdapat beberapa pertentangan soal penggunaan anti nyamuk bakar ini karena disinyalir melepaskan ke udara zat-zat berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan formaldehida.
Meski begitu, kandungan insektisida dalam anti nyamuk bakar diklaim aman Menurut Dr. Rita Kusriastuti, MSc, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Dit P2B2), Ditjen PP dan PL Kemenkes memberikan saran bagaimana cara aman menggunakan antit nyamuk bakar:
Jika digunakan di dalam ruangan, pastikan berventilasi cukup
Diletakkan di bawah tempat tidur untuk mengurangi terhirup oleh manusia
Diletakkan searah aliran udara keluar sehingga tidak mengganggu pernapasan
Jangan diletakkan dekat dengan manusia, minimal 1,5 meter
Jika memiliki gangguan penapasan, nyalakan anti nyamuk pada sore hari sebelum masuk kamar
Bagaimanapun, anti nyamuk bakar lebih baik jika dipasang di luar ruangan. Vape merupakan produk pengusir nyamuk besutan Fumakilla yang sudah kita ketahui pamornya. Berbagai jenis produk disediakan tergantung dengan kebutuhannya, seperti anti nyamuk bakar, semprot, dan elektrik.
Vape anti nyamuk bakar merupakan pestisida rumah tangga dengan bahan aktif Dimeflutrin 0.08% yang berbentuk padatan lingkar. Kandungan dari Vape anti nyamuk bakar dalam batasan aman. Pengguna tidak usah khawatir dengan asap yang ditimbulkan dari antit nyamuk bakar karena pada produk Vape asap yang dihasilkan minimalis sehingga meminimalisir efek samping seperti batuk, sesak napas, dan mata perih Yang mengusir nyamuk sebenarnya bukan asap dari anti nyamuk bakar, namun bahan aktifnya yang menguap pada 170 derajat Celcius ketika dibakar. Keistimewaan dari Vape anti nyamuk bakar adalah kemampuan nyaris tanpa asap.
Kami tinggal di apartemen di suatu bilangan Jakarta Pusat di lantai 21. Dengan tingginya lantai, jarang sekali nyamuk menghampiri kami meski sesekali beberapa nyamuk sukses naik ke lantai atas. Saya mencoba membakar anti nyamuk Vape ini di balkon apartemen kami. Hebatnya, saya nyaris tidak melihat asap yang dikeluarkan dari anti nyamuk ini. Kelihatan hanya jika diperhatikan dari dekat dan seksama. Saya juga tidak merasakan sesak dan baunya juga tidak menyengat. Anti nyamuk ini juga pembakarannya cukup awet, padahal angin di balkon sangat kencang namun bara api tidak sampai mati.
Sekali dibakar, anti nyamuk bisa bertahan sampai 10 jam. Cukup ekonomis bukan? Beberapa hal lain yang harus diperhatikan pada saat menyalakan anti nyamuk bakar:
Simpan di tempat yang aman
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Letakkan anti nyamuk yang dibakar diatas piring besi atau keramik, jangan di atas plastik atau kertas
Apabila tertelan segera hubungi dokter atau puskesmas terdekat
Anti nyamuk bakar membantu mencegah demam berdarah
Kandungan Dimflutrin 0.08% yang merupakan bahan aktif pada Vape anti nyamuk bakar mampu mengusir hingga membunuh nyamuk pembawa virus Dengue, yaitu Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Virus tersebut masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Penyakit demam berdarah adalah penyakit langganan masyarakat di daerah tropis yang angka penderita mendadak naik setiap memasuki musim hujan.
Mencegah demam berdarah dapat dengan menerapkan 3M seminggu sekali. 3M tersebut yaitu:
Menguras tempat penampungan air yang terdapat di dalam rumah
Menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tikak dapat masuk dan bertelur
Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan agar tidak jadi tempat nyamuk bersarang.
Kesimpulan
Dari sekian banyak pilihan anti nyamuk, konsumen lah yang menentukan hendak menggunakan anti nyamuk apa. Anti nyamuk bakar tidak berbahaya, asal kita memperhatikan beberapa hal seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Itu adalah teks telegram yang dikirimkan oleh suami pada hari Jumat, 18 Desember 2020.
Wacana awal yang kami perbincangkan adalah sunat Husna, anak ketiga kami. Seperti kakaknya Bilqis, Husna akan disunat saat usia kurang lebih 1 bulan. Kami kerap bercanda dengan Hasan mengenai kapan sunat, bahkan tak jarang kami mengajak Hasan sunat biar bisa barengan dengan adiknya. Atau, kami suka bilang kalau habis sunat nanti dapat mainan.
Sampai suatu hari Hasan bilang kalau ia ingin sunat bersama dengan adiknya. Saya kaget. Takutnya Hasan menganggap sunat itu seperti relatif tidak dilakukan apa-apa kemudian dapat hadiah. Saya khawatir Hasan mau sunat hanya karena berorientasi mendapatkan mainan. Baiklah, saya butuh memastikan sesuatu.
"Hasan beneran mau sunat?" Tanya saya.
"Iya" Jawab Hasan.
"Emang sunat itu apa sih? Tau ga?"
"Tau, dipotong burungnya"
Saya langsung menarik nafas lega. Takutnya, alasan Hasan sunat hanya karena diiming-imingi mainan tanpa tahu harus melewati proses "pemotongan". Alhamdulillah, ternyata Hasan sudah cukup mengerti meski mendapat mainan tetap lah menjadi prioritas utamanya.
Sunat dan Manfaatnya
Bagi umat Islam, sunat merupakan kewajiban bagi laki-laki muslim. Mengenai kapan disunat tergantung dari kebijakan masing-masing. Ada yang memilih saat bayi dengan alasan minim trauma dan penyembuhan yang cepat, ada yang memilih saat sudah duduk di bangku taman kanak-kanak atau SD dengan alasan si anak dapat lebih menghayati dan memahami hakikat dari sunat tersebut. Secara medis, tidak ada batasan umur untuk dilakukan sunat. Namun, alangkah baiknya sunat tidak dilakukan saat sudah terlalu berumur mengingat akan lebih beresiko karena rentan terjadi pendarahan akibat ukuran penis dan pembuluh darah.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:
Buanglah darimu buku (rambut) kekufuran dan berkhitanlah. Perintah Rasulullah SAW ini menunjukkan kewajiban umatnya untuk berkhitan.
Bahkan, Nabi Ibrahim juga melaksanakan perintah khitan meski umurnya sudah sangat senja.
Sunat yang memiliki bahasa medis sirkumsisi adalah suatu tindakan medis memotong sebagian ujung kulit (kulup) yang menutupi kepala penis. Sunat memiliki berbagai manfaat. Menurut WHO, sunat dapat membuat penis menjadi lebih bersih, mencegah fimosis, mencegah bertumpuknya kotoran di daerah ujung penis, dan mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan penis seperti kanker penis dan ISK.
Hasan sendiri sebenarnya sudah dideteksi memiliki fimosis, yaitu kulit atau kulup yang menguncup sejak dalam kandungan dengan menggunakan USG. Mungkin seharusnya Hasan sudah disunat semenjak bayi. Namun, selama 5 tahun ia belum pernah mengalami ISK. Yang kami ingat pernah sekali ujung penis Hasan sedikit merah dan gatal. Ini terjadi baru beberapa bulan yang lalu.
Metode Sunat
Saat ini terdapat berbagai macam metode sunat yang ditawarkan. Apa sajakah itu?
Metode konvensional, banyak dipilih oleh orang tua karena murah biayanya dan sudah umum dilakukan sejak lama.
Metode Smart Clamp yang akan saya bahas disini
Metode laser atau flashcouter yang menggunakan energi panas dan dialirkan ke besi tipis sehingga dapat memotong kulup penis tanpa pendarahan
Metode Smart Clamp
Tanggal 20 Desember 2019, Hasan disunat dengan metode smart clamp di Sunat 123 yang kebetulan lokasi di belakang Apartemen kami. Jika ditanya mengapa kami memilih metode Smart Klamp ketimbang metode lain? Jawabannya tidak ada. Alasannya sesimpel karena kebetulan di tempat sunat yang berada di dekat rumah kami menggunakan metode tersebut. Maaf ya pembaca karena tidak menjawab rasa penasarannya 😁.
Metode Smart Clamp disinyalir dapat meminimalisir rasa sakit dan terjadinya infeksi. Cara pemotongannya pun relatif sama seperti metode sunat lainnya. Perbedaannya ada pada penggunaan clamp, atau klem yang menjepit kulit penis 'kulup' menggunakan alat plastik sekali pakai. Kulup tersebut kemudian dipotong dengan pisau bedah tanpa dijahit. Luka sunat cepat kering dan sembuh sehingga banyak orang tua yang memilih metode ini.
Setelah pengerjaan, klem akan menempel 24 jam di penis anak dan baru akan dilepaskan di hari ke-5 setelah tindakan. Ini membuat anak harus 2 kali ke tempat sunat. Pelepasannya sendiri tidak sakit. Namun, bagi anak yang mengalami penolakan saat proses pemotongan, butuh trik sendiri untuk membujuk anak kembali ke tempat sunat karena artinya ia harus mengalami "proses" selama 2 kali.
Plus dan minus
Di dunia ini tidak ada yang sempurna, termasuk metode sunat. Metode Smart Clamp ini memiliki kelebihan seperti:
Proses pengerjaan relatif cepat, yakni 7-10 menit
Setelah anak dibius, anak tidak merasakan sakit ketika disunat
Tidak membutuhkan celana sunat, bisa langsung memakai celana
Pendarahan minimal, tidak memerlukan jahitan.
Tidak perlu perlakuan khusus saat mandi dan cebok karena bekas pengerjaan tertutup klem
Namun, tetap ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan orang tua saat memutuskan sunat anak menggunakan metode Smart Clamp. Perhatikan di bawah ini
Harga lebih mahal daripada metode konvensional
Anak relatif tidak nyaman paska pengerjaan karena ada klem yang menempel 24 jam
Bagi anak bisa menjadi pengalaman yang traumatis karena 2 kali pengerjaan, yakni saat pemotongan dan pencabutan klem
Sunat Hasan
Hari Sebelumnya
"Kok mendadak banget sih, Masa keputusan mau sunat 2 hari sebelum. Aku jujur ga siap. Bahkan aku sama sekali gamang, ga ada nyiapin semacam sarung atau celana sunat." Keluh saya.
"Ya harus siap mental. Mana ada 2 hari itu mendadak. Mendadak itu beberapa jam sebelumnya kayak kamu lahiran. Ini beberapa hari sebelumnya. Mana ada tindakan ga pake persiapan. Kamu kira kamu aja yang harus nyiapin diri? Aku juga, kan aku harus ngerjain juga!" Tangkis suami.
Sabtu, 19 Desember 2019, sehari sebelumnya, hampir saja saya memohon pembatalan sunat Hasan. Untungnya setelah "diedukasi" suami, saya dapat berusaha menenangkan diri dan fokus lanjut pada keputusan Hasan dan Husna sunat esok harinya. Sore harinya pun kami sudah mengabari uti-akung dan andung-engkong Hasan perihal sunatnya Hasan dan semuanya ingin hadir mengingat ini sunat cucu pertama.
Hari H
Sunat Hasan dan Husna rencana dilakukan ba'da Zuhur. Setelah kami makan siang, saya, suami, Hasan, Husna, Akung, dan Engkong pergi ke lokasi sunat. Uti dan Andung di rumah saja karena ingin menemani Bilqis. Kami berangkat menggunakan dua mobil karena rencananya setelah sunat Husna selesai, saya pulang duluan. Toh, sunat perempuan kan sebentar, berbeda dengan sunat laki-laki.
Karena sudah janjian, kami langsung dipersilahkan untuk naik ke lantai atas untuk menunggu dipanggil. Apakah Hasan panik? Tentu saja tidak. Padahal terdengar teriakan membahana dari ruangan di ujung koridor. Saya yang panik merasa takut Hasan gentar. Kemudian saya lihat raut mukanya, ternyata Hasan tidak menampakkan air muka ketakutan sama sekali! Menurut Hasan, disunat tidak sakit sama sekali,
Saya, suami dan Husna masuk ke ruangan duluan. Bagian kemaluan Husna diolesi salep bius dan ditunggu untuk beberapa saat. Dengan sayatan kecil dan pengolesan Betadine, sunat Husna pun selesai. Kami pun ke luar ruangan.
Saya menghampiri Hasan dahulu untuk pamit pulang duluan. Wajahnya saya perhatikan lekat-lekat. Tidak ada yang berbeda dari raut muka sebelum berangkat ke lokasi sunat. Meski agak khawatir, saya dan Husna berdua menuju mobil dan kami pun pulang. Meninggalkan Hasan yang akan sunat dengan ditemani oleh babeh, akung, dan engkong.
Sesampai di rumah, saya mendapat foto Hasan di sunat. Ternyata muka Hasan tenang sekali dan tidak menangis sama sekali! Kebetulan, suami saya juga membantu pengerjaan sunat. Hati saya pun menjadi lega.
Akhirnya rombongan sunat pun tiba di rumah. Suami menenteng mainan remote control seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya dan Hasan yang berangkat ceria sekarang pulang dengan meringis.
"Udah mulai terasa, biusnya mulai habis." Bisik suami.
Pelan-pelan mulai pecah isak tangis. Hasan diresepi painkiller berupa ibuprofen serta antibiotik sirup. Langsung Hasan diminumkan secepatnya. Namanya obat, butuh waktu sebelum bereaksi. Sampai obat bereaksi, Hasan menangis tersedu-sedu. Saya tuntun ke kamar dan kami berpelukan di kasur. Ini termasuk metode paling ampuh karena Hasan adalah tipe haus "pelukan".
Tidak ada yang bisa saya lakukan selain mendengar pecah tangisan, mengelus kepalanya dan memeluknya. Alhamdulillah, perlahan obat mulai bereaksi seiring dengan meredanya tangisan Hasan. Ia pun jatuh tertidur. Mungkin karena lelah dan capek menangis.
4 jam setelah pengerjaan, Hasan mulai meringis lagi. Kali ini saya berikan Paracetamol sebagai bekal tidurnya agar tidur lebih nyenyak. Seperti biasa, tangisan Hasan mulai pecah kembali sembari menunggu efek obat bekerja. Hasan yang biasanya bobok di kamar bebek 'sebutan untuk kamar tidur Hasan' kini tidur di kamar saya.
Menjelang tengah malam Hasan mulai meringis lagi. Saya kembali terbangun. Untuk persiapan, saya sudah menyediakan obat, sendok dan botol air minum di samping kasur sehingga saat diperlukan bisa langsung diberikan. Saya peluk kembali Hasan mengantar ia tidur sembari menunggu obat bekerja. Alhamdulillah, Hasan bisa tidur nyenyak sampai esok hari.
Rasa sakit masih berlangsung sampai H+2, yakni pada hari Selasa. Namun, perlahan intensitas rasa sakit dan frekuensi-nya semakin berkurang. Pada H+1 saya masih meminumkan Hasan Paracetamol 4x sehari, H+2 cuma 2x Paracetamol, H+3 sudah tidak sama sekali.
Tragedi Ngompol
Keesokan harinya, muncul sesuatu tak terduga. Hasan ngompol! Duh, padahal saya baru mengganti seprai kamar beberapa hari yang lalu. Berhubung kami tinggal di Apartemen, mencuci seprai bisa menjadi momok karena membutuhkan lahan besar untuk menjemur sementara area menjemur kami hanya 2 petak balkon kecil, belum termasuk kepotong mesin luar AC.
H+1 dan H+2. Seharusnya intensitas dan frekuensi rasa sakit luka sunat Hasan sudah berangsur-angsur membaik. Namun ternyata keadaan tidak sepenuhnya lebih baik. Ada hal lain yang saya lupakan: rasa traumatis.
Betul, rasa trauma itu membuat Hasan takut kencing. Di hari senin sore, Hasan berkali-kali mengeluh sakit perut. Sakitnya benar-benar bikin ia meraung-raung dan meronta. Saya jelas bingung, secara dia tidak ada makan sesuatu yang aneh. Pun, tidak ada indikasi lain seperti mencret dan muntah. Lokasi sakit perut ada di bawah pusar. Saya jelas heran, padahal saya sudah meminumkan parasetamol. Alih-allih bekas sunat yang sakit, kok malah perut yang sakit. Anehnya, semua sakit perut itu sirna tiap kali ia kencing di kamar mandi. Kecurigaan saya pun mulai muncul, namun saya tak yakin benar.
Selang beberapa jam kemudian, Hasan kembali meronta-ronta mengeluhkan perutnya. Saya yang bingung hanya bisa mengelus-elus dan mendekap. Demi menguji hipotesa, saya berkali-kali menanyakan Hasan apakah ia mau kencing, tapi berkali-kali pula ia menolaknya. Sampai suatu waktu ia terperanjat hendak lari tunggang-langgang ke kamar mandi untuk kencing. Hasan yang sudah tidak pernah lagi "bocor" kini terkencing sedikit di celana. Celana dalamnya basah. Kok Hasan tiba-tiba tidak bisa menahan kencing. Seusai kencing, rasa sakit perut itu benar-benar sirna.
Hasan yang sudah merasa baikan ketimbang rebahan di kasur malah memilih terdampar di sofa ruang tengah. Karena Hasan sudah tenang, saya pun melanjutkan mengurus adek-adeknya Hasan seperti memandikan Husna dan memberi Bilqis cemilan. Sejam berlalu, Hasan tetap anteng tanpa keluhan. Saya mulai curiga, kenapa dia begitu tenang teronggok di sofa dalam waktu lama. Saat saya dekati, ternyata sofa sudah bergelimangan kencing dengan bau pesing menyengat!
Pantas Hasan bisa tenang tanpa mengeluhkan sakit perut lagi. Dari situ saya merasa hipotesa saya sudah valid terbukti. Ya! keluhan sakit perut Hasan bermuara dari kencing yang di tahan. Tekanan di kantung kemihnya mungkin?
Perawatan Setelah Sunat
Tidak ada perawatan rumit paska sunat selain pendampingan sang anak saat berjuang menahan rasa perih. Saat mandi atau kencing, tidak usah mengkhawatirkan air mengenai penis karena sudah terlindungi klem. Namun, ada beberapa ritual yang harus dilakukan tiap selesai kencing.
Saat cebok, air dialirkan ke dalam klem untuk membersihkan residu kencing dan kemudian dibuang. Lakukan ini berulang kali sampai dirasa sudah bersih. Kemudian, sisa droplet air pada luka sunat dibersihkan dengan cara memasukkan cotton bud pada klem. Sentuh luka sunat dengan menggunakan cotton bud secara pelan sampai ujung luka sunat dirasa kering. Dengan cara yang sama, olesi betadine dengan menggunakan cotton bud. Selesai, tinggal pakai celana.
Momen kencing mungkin merupakan pengalaman traumatis lain bagi anak. Ia akan merasakan sedikit perih pada saat mengeluarkan air kencing. Oleh karena itu, tidak jarang Hasan menunda untuk bergegas ke kamar mandi saat sudah merasa sesak kencing. Tidak jarang pula ia tidak menuntaskan kencingnya sehingga menyebabkan keinginan hendak kencing lagi pada jarak waktu yang tidak lama.
Apa akibatnya? Mengompol. Selama seminggu Hasan "menginap" di kamar saya, seprai atas tempat tidur saya lepaskan meninggalkan seprai anti bocor yang membalut kasur saya. Ini saya lakukan agar tidak usah terjadi drama cuci seprai berkali-kali akibat ompolan. Jika ada ompolan, tinggal aliri air bersih, ilap, dan tunggu beberapa menit sampai bekas basuhan kering. Sebuah cara yang praktis.
Selain itu, akan ada beberapa kali anak ngompol pada saat ia sedang bermain. Dalam kurun 2 hari paska sunat, entah berapa kali Hasan ganti celana dalam dan celana luar. Agar tidak mengotori sofa atau lantai, saya menyuruh Hasan untuk menggunakan perlak sebagai alas dimanapun ia duduk. Cuci celana mudah, cuci karpet dan sofa akibat ompol ribet.
Pelepasan Klem
Tibalah hari Kamis, 4 hari setelah sunat dan hari dimana klem akan dilepaskan. Seharusnya hari itu penis Hasan sudah tidak digelayuti klem lagi, namun karena tiba-tiba babehnya harus operasi, akhirnya pelepasan klem ditunda sampai hari Jumat.
Pelepasan klem bisa dikerjakan sendiri menggunakan tutorial di Youtube ataupun membawa anak kembali ke klinik tempat ia sunat. Sejujurnya suami agak malas pergi ke klinik lagi, ia ingin mencoba melepaskannya sendiri. Tutorial pelepasan klem di Youtube pun dibuka. Berdasarkan Youtube, anak disuruh berendam air hangat di bak mandi minimal 20 menit agar penis lebih lentur sehingga lebih mudah dicopot. Setelah 20 menit berlalu, suami bergegas ke kamar mandi untuk coba melepaskan. Seketika teriakan yang membahana seseantero rumah disertai isakan pilu selama hampir 10 menit. Sungguh tidak tega mendengarkannya. Ternyata melepaskan sendiri tidak semudah tutorial. Saya coba mengintip sedikit dari kamar mandi.
"Udah kecopot?" Tnnya saya panik.
"Belum, baru rangka putihnya aja. Plastik beningnya masih menempel."
Saya malah jadi stres. Sudahlah selama itu teriak-teriak tapi tetap belum beres. Suami menyuruh Hasan untuk terus berendam sebelum mencoba lagi melepaskan cangkang plastik bening itu dari penisnya. Saya hanya bisa memeluk Hasan yang terisak tidak karuan. Perlahan ia lebih tenang dan isakannya berhenti. Tidak lama kemudian suami datang kembali sembari membawa lotion dan minyak dengan harapan pelepasan menjadi lebih mudah. Saya langsung bergegas keluar karena tidak tahan dan tidak tega dengan apa yang akan terjadi di kamar mandi. Kembali terdengar jeritan yang keras dari kamar mandi. Saya hanya bisa membiarkan dan menunggu suami menyelasaikan pekerjaannya. Setelah saya membangun mental, akhirnya saya kembali ke kamar mandi. Disitu saya lihat cangkang plastik beningnya masih terpasang di penis.
Saya dobel stres.
Mau bawa ke klinik sekarang? Tidak mungkin. Hasan menolak mentah-mentah. Pun setelah diimingi apapun dia bergeming tidak melangkahkan kakinya. Mencoba memakaikan sendal juga sama aja karena dia melawannya. Akhirnya suami malah mengajak Hasan main Switch sebelum berusaha membujuknya nanti. Biar ia tenang dahulu, katanya.
Setelah makan siang, suami mencoba mengajak Hasan kembali dengan mengajak Hasan beli Happy Meal di McD terdekat. Tanpa perlawanan, Hasan pun ikut bersama babehnya pergi. Saya di rumah sembari cemas menunggu mereka kembali.
Setengah jam kemudian, suami dan Hasan kembali. Alih-alih muka cemberut sedih, Hasan malah terlihat bahagia. Apa yang terjadi?
Alih-alih membawa ke McD, suami langsung membawa Hasan kembali ke klinik.
"Loh, kok kesini lagi? Ini kan bukan McD." Tanya Hasan bingung.
Alih-alih melawan, Hasan tidak menolak turun dari mobil, meskipun langkahnya sedikit berat. Suami mengajak Hasan berfoto dulu menggunakan kalung badan "Alumni Sunat" di depan klinik.
"Ternyata cangkangnya bukan ditarik, tapi didorong." Ujar suami setengah tertawa.
Meski begitu, Hasan tidak menangis saat pelepasan berdasarkan testi suami. Setelah pencopotan selesai, Hasan pun dibelikan (lagi) mainan oleh suami. Kemudian mereka menuju McD untuk menepati janji di awal. Oh, pantas saja Hasan kembali dengan muka bahagia. Baru dibelikan mainan dan McD rupanya!
Yang Harus Diperhatikan!
Sejauh yang saya perhatikan, metode Smart Clamp ini cukup mumpuni bagi orang tua yang sedang menimbang menggunakan metode sunat apa sebaiknya. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Jangan khawatir jika merasa belum menyiapkan apa-apa untuk paska sunat. Bahkan celana sunat pun tidak perlu. Anak bisa langsung memakai celana dalam. Obat-obatan perawatan bekas luka juga biasanya disiapkan oleh klinik sunat
Minim sakit saat sunat. Meski Hasan bilang tidak sakit saat sunat, orang tua juga harus menyiapkan mental apabila anak menangis dan memberontak. Sebagai contoh, anak yang gilirannya sebelum Hasan menangis dan meronta-ronta
Jika punya anak laki-laki lebih dari satu, sebaiknya tidak sekaligus menyunat mereka. 2-3 hari paska sunat anak butuh perhatian dan belaian ekstra untuk menenangkan dan merawat sunatnya. Kecuali ada bantuan lainnya (misal suami atau keluarga) yang hadir 24 jam membantu mendampingi anak yang rewel akibat sunat
Gunakan seprai anti bocor saat tidur. Anak yang sehabis disunat punya sedikit rasa trauma untuk kencing sehingga tidak jarang dia bocor atau mengompol
Suruh anak mengalas tempat duduknya dengan perlak saat ia bermain agar efek ompolannya minimalis.