Sebagai kota terbesar di Prancis, mana saja rekomendasi restoran halal Paris?
Berhubung kami hanya menghabiskan waktu 3 hari 2 malam di Paris dari total 1 bulan di Prancis, mohon dimaafkan kalau hanya sedikit restoran halal Paris yang kami coba. Berhubung di Prancis sertifikasi halal belum jamak, banyak restoran yang mengklaim sendiri bahwa makanan yang dijual halal. Kalau kamu ingin mencari restoran halal di Paris yang lebih variatif dan lebih anti mainstream, kamu bisa baca tips mencari restoran halal Prancis yang sudah saya unggah sebelumnya.
Beberapa kriteria kritis dalam menentukan restoran halal adalah restoran tersebut menggunakan daging halal dan tidak menjual daging babi. Sayang sekali bagi kamu pecinta makanan Indonesia, saya tidak mencantumkan satu pun restoran Indonesia halal di Prancis karena berdasarkan penelusuran di Google Map, saya tidak menemukan keterangan penggunaan daging halal.
Tapi jangan khawatir, sebagai kota metropolitan, di Paris banyak restoran-restoran seru kok! Yuk langsung cek sana list di bawah!
Restoran Halal Prancis yang Sudah Kami Coba
Buat kamu yang mungkin baru pertama kali ke Perancis, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat ingin makan di restoran.
Yang pertama adalah perhatikan jam buka restoran. Mayoritas restoran di Perancis tidak buka sepanjang hari. Tidak buka setiap hari juga TERUTAMA MINGGU. Jadi kamu wajib CEK GOOGLE MAP. Pastikan jadwal buka sesuai dengan rencana kunjunganmu.
Yang kedua adalah lakukan reservasi. Booking restoran di Perancis adalah KEHARUSAN. Di Perancis, restoran biasanya ukurannya kecil-kecil. Memang tidak semua restoran harus reservasi, tapi lebih baik lakukan reservasi dibandingkan manyun ditolak di depan pintu restoran. Apalagi restoran yang beken, wah itu bisa waiting list panjang hehe. Siapin mental juga kalau reservasi kamu ditolak.
Makanya aku bikin rekomendasi restoran halal Paris supaya kamu tidak bingung cari alternatif ke mana kalau reservasi ditolak 😜. Untuk restoran yang lebih ke comfort food alias warteg sih tidak perlu dilakukan reservasi.
Bikin reservasi gampang kok, bisa telepon, direct web, atau third party seperti aplikasi Deliveroo atau The Fork. Berhubung Bahasa Inggris orang Perancis agak diragukan, pasti kamu juga menghindari booking via telepon kan. Makanya bikin reservasi via direct web sangat dianjurkan.
Apa saja rekomendasi restoran halal di Paris?
1. Le Jumeyrah
Sudah di Prancis, rugi tidak mencoba Restoran Perancis HALAL. Ya karena tidak lain dan tidak bukan, hampir tidak ada restoran restoran Perancis Halal di Indonesia. Setau saya baru Cafe d’aurelie di Bintaro saja. Meski di Lyon kami sudah cukup banyak mencoba restoran Perancis halal, tetap sayang melewatkan makan makanan Perancis halal di Paris.
Pilihan pertama jatuh di Le Jumeyrah yang merupakan restoran yang mengusung masakan French-Mediteran. Berhubung sore itu hujan deras membasahi kota Paris dan lokasinya yang cukup dekat dengan penginapan, kami pergi menggunakan Grab XL karena kami berjumlah 6 orang. Perlu diingat, peraturan lalu lintas Perancis cukup ketat ya, jadi kalau rombongan kamu berjumlah lebih dari 3 orang, pesan Grab family/XL! Kalau kamu nekat ujung-ujungnya ditolak oleh supir Grab.
Le Jumeyrah berlokasi di pinggir jalan Rue-Saint Maur yang ber-elevasi. Layaknya restoran Perancis lainnya, restoran ini tidak luas. Nuansanya kalem dengan interior warna gelap. Entah kenapa saya jadi merasa agak remang-remang haha.
Kita mulai dengan makanan pembuka, kami memesan Toast with Foie Gras dan Beef Carpaccio. Kalau kamu sudah di Perancis, rugi tidak pesan Foie Gras. Kayak, mau cari dimana di Indonesia Foie Gras halal??? Nah Foie Gras itu standarnya disajikan setengah dingin dengan roti panggang dan selai buah tin. Sisanya bebas, tergantung kreasi chef restoran. Di Le Jumeirah pakai roti rye panggang dan plating biji delima dan saus honey soy. Kebayang tidak, jadi rasa “telur asin-nutty” Foie gras setengah dingin bercampur dengan rasa manis selai, dipadukan dengan hangatnya roti panggang dan dilengkapi dengan rasa crunchy asam delima dan diberi sensasi asin soy sauce. Duh, benar-benar kedalaman cita rasa yang komplit 😰.
Kami pesan Beef Carpaccio karena penasaran dan belum pernah pesan di restoran-restoran lain. Standar sih persaladan dedaunan, dipadu dengan parmesan kasar, tomat cherry, dan diberi nuansa protein dari beef slice. Tidak lupa dibalut dengan rasa asam balsamic vinegar.
Untuk menu utama, kami pesan Duck breast (Canard confit), beef tenderloin, dan salmon steak. Kalau kamu ke Le Jumeyrah, WAJIB PESAN DUCK BREAST. Ada 2 alasan kenapa aku pesan duck breast. Yang pertama karena merasa dikecewakan oleh duck breast L’authentique, Lyon. Yang kedua, karena karbohidrat pendampingnya alih-alih mashed potato, malah dapat puree ubi oren!! Sebagai budak ubi, yha jelas aku terjual. Ini dada bebek yang dimasak lambat jadi bisa super lembut. Dada bebek dengan saus manis asin dipadukan dengan rasa manis ubi oranye. Enak banget sih, fix ini duck confit terfavorit di seantero Prancis.
Untuk menu utama lainnya seperti steak salmon cenderung so-so. salmonnya tebal tapi tetap juicy dan lembut. Sudah beberapa kali pesan salmon steak, tidak ada yang failed. Padahal Salmon itu kalau kematangan tidak enak dan kalau terlalu mentah juga kurang sip. Salmon potongan tebal juga rentan luarnya kekeringan dan dalamnya semi mentah. Kayaknya chef di Perancis jago mengolah salmon. Sayangnya, pelengkapnya cuma berupa tumisan buncis-kentang-wortel yang terlalu kering dan kurang berkesan. Berbeda dengan Salmon steak di La Belle Colombe, Lyon, tumisan di resto ini berupa terong, kentang goreng, jamur kancing yang ditambah dengan saus wortel creamy yang pecah banget!
Untuk beef tenderloin standar sih, daging lembut dipadu dengan saus gravy dan mashed potato. Setelah berkali-kali pesan daging sapi, entah kenapa masakan daging sapi ala Perancis tidak ada yang istimewa. Anak-anak pesan kids meal, standar sih, makan kering ala bule haha. Jadi burger ditemani dengan kentang goreng. Kentang goreng di Prancis masih ada kulit yang menyangkut ya, jadi jangan heran.
Karena kami belum makan macaron sama sekali setelah hampir sebulan di Perancis, akhirnya kami memesan macaron vanilla untuk hidangan penutup. Eh yang datang macaron besar banget yang di bagian dalamnya ada es krim vanilla dan strawberry. Sejujurnya kemanisan sih, but that’s macaron, ain’t it? Dilengkapi dengan selai strawberry juga di plating sehingga memberikan rasa asam untuk menetralisir rasa manis macaron.
2. Le Confidentiel
Meski sudah banyak restoran Perancis halal yang kami coba, Le Confidentiel ini bisa dibilang cukup unik. Kenapa? Bisa dibilang ini restoran yang menjual makanan Perancis yang disesuaikan untuk orang Asia.
Ehm, kok bisa?
Berlokasi di belakang Champs-Élysées, rasa-rasanya hampir tidak ada alasan orang Indonesia untuk tidak mengunjungi restoran Perancis halal ini. Yah, siapa sih turis yang tidak mampir ke Champs-Élysées kalau ke Paris, hehe.
Lokasinya benar-benar di ujung jalan. Confidentiel banget ga tuh? Restorannya relatif luas dibandingkan restoran Perancis lainnya. Nuansanya perpaduan hitam dan ungu. Di dalam banyak orang berwajah India makan.
Saat kami buka menu, baru akhirnya mengerti kenapa ini restoran Perancis sangat Asia. Restoran Prancis mana coba yang menyediakan karbohidrat pengantar berupa nasi. NASI, bukan kentang atau pun roti. Tidak hanya itu, saya menemukan banyak tulisan thaï, tom yum, bahkan ada gingembre (jahe), yang merupakan rempah khas Asia.
Untuk starter, kami pesan Carpaccio de Boeuf du Limousin. Iya Carpaccio lagi padahal kemarin baru pesan Carpaccio haha. Memang hobi daging potongan dingin sih ya. Penyajiannya relatif sama, cuma ditambah buah zaitun dan tomat ceri. Porsinya lebih besar dibandingkan Carpaccio di Le Jumeyrah.
“Aku menunggu waktu yang tepat memesan Souris D’Agneau”, ujar suami.
Souris D’Agneau adalah kuliner khas perancis yang merupakan kaki kambing di masak lambat selama 5 jam sehingga menghasilkan daging yang super empuk. Tinggal di geser pakai sendok aja sudah potek itu daging. Bumbunya kayak bumbu stew gitu ya, jadi kaldu daging plus saus tomat serta bumbu pelengkap lain. Suami yang sudah berkali-kali besan Souris D’Agneau cukup puas dengan versi di Le Confidential.
Nah aku pesan Wok de Filet de Boeuf. Aku kira apa, ternyata yang datang tumis daging wok ala Asia banget HAHA. Tidak cuma perkara tumis di wok, tapi bumbunya juga kayak tumisan masakan Thailand. Pakai saus tiram, kecap ikan, serta printilan-printilan “jorok” seperti potongan tomat dan paprika. Tidak ketinggalan hiasan serehnya. Pokoknya kalau merem kayak makan di resto Thailand deh. Sayang, menurutku agak keasinan kalau makannya udah kebanyakan. Oh ya, ini disajikan pakai nasi juga, jadi benar-benar Asia sekali.
Kita pesan pasta buat anak-anak perempuan. Linguine Poulet sauce Forestière. Intinya pasta linguine pakai ayam dan saus Forestière. Bagi yang belum tahu, Forèstiere itu saus khas Perancis, kayak Alfredo di Itali. Forestière ini saus yang dibuat dari kaldu dan crème fraîche, jadi bukan dari susu ya. Nah Crème fraiche ini bahan masakan khas Perancis. Rasanya tidak se-asam dan teksturnya tidak setebal yoghurt tapi lebih berat dari susu. Unik kan? Nah aku bikin resep saus forestière ini instagramku, cocok buat kamu yang sudah bosan masak pasta itu-itu saja.
Pesan pasta saus forestière dengan harapan seenak seperti yang di restoran La Belle Colombe, Lyon. Sayangnya kami agak kecewa, Saus Forestière agak kering dan rasanya lebih dangkal. Parutan parmesannya agak lebih menghibur dari tekstur rasanya.
Nah untuk désert kita pesan Mi-Cuit au Chocolat au Cœur Coulant Noisette et Sa Creme l’Anglaise. Singkat kata, lava cake biasa kok haha. Ini lava cake yang bolunya pakai cokelat Valrhona, merek kebanggan Prancis. Isian lava cake ada ganache cokelat hazelnut. Nah di cup terpisah disediakan creme l’anglaise yang lebih menyerupai fla vanilla. Yummy banget ini, coklatnya meleleh di mulut. Meskipun double isian begini, kombinasinya tidak kemanisan.
Oh ya, maaf ya kasih nama menunya Bahasa Prancis, ternyata ada menu Bahasa Inggrisnya yang baru saya temukan saat baru mau pulang, haha.
3. Le Oulala
Sebuah hidden gem restoran halal Paris!
Hidden gem baik dari masakannya hingga lokasinya yang kayaknya jarang dibagikan oleh traveller Indonesia di Paris. Heran kenapa restoran yang menjual makanan khas Italia ini kurang terkenal, padahal ini adalah restoran halal Paris pertama di Paris, sudah berdiri sejak tahun 2006!
Kami menemukan ini juga tidak sengaja. Setelah berkeliling Grand mosquée di siang hari, kami memutuskan untuk mencari makanan halal di sekitar masjid. Setelah patroli Google Map, kami menemukan restoran ini, sayangnya baru buka malam hari. Akhirnya kami makan di restoran kebab terdekat.
Saat malam tiba dan kami sudah berkeliling kian kemari di Kota Paris, entah kenapa hati tergerak untuk melihat ulang restoran Le Oulala di Google Maps. Eh ternyata buka! Langsung lah melipir ke sana padahal area terakhir kami tidak dekat-dekat amat.
Rue Mouffetard di musim panas Prancis malam hari ternyata sangat ramai! Sangat ramai dengan orang makan dan nongkrong di patio. Berhubung kami sudah makan kebab (porsi) banyak da late lunch, kami berpikiran untuk pesan makanan ringan saja. Kami pesan 2 loyang pizza: Quattro formaggi dan Campione dan dessert berupa Tiramisu.
Quattro formagginya juara! Kalau di Indo edisi 4 kejunya berupa mozarella, parmesan, cheddar, dan gorgonzola, kalau di restoran ini cheddar-nya diganti jadi chèvre, keju khas Perancis yang terbuat dari susu kambing. Nah chèvre ini memiliki tekstur rasa tangy di upper base dan sweet di lower base. Memberikan tuning ambiance rasa yang komplit saat digabung dengan rasa gurih parmesan-gorgonzola dan soft hint di mozzarella.
Nah Campione-nya juga juara. Pizza dengan base renyah tipis ini disajikan dengan telur mata sapi di tengah loyang serta ditaburi tumisan steak haché (daging cincang) dan jamur kancing. Saya belum pernah nemu pizza telur yang nyambung kayak di Le Oulala ini. Entah pakai jenis keju apa, tapi blending keju-telur-daging-saus tomat di satu loyang ini harmonis banget.
Untuk penutup, kami pesan Tiramisu au Nutella et Spéculos. Cantik banget disajikan bersusun di gelas bening. Sudah memperkirakan rasanya bakal manis banget karena krim tiramisu ketemu nutella ketemu speculaas. Eh ternyata rasa manisnya pas, tidak ada yang overpower.
Oh ya, setelah berkali-kali liat menu mocktail sex on the beach, akhirnya suami pesan dan puas banget!!! Ternyata kata teman yang bartender ini emang enak banget. Di restoran halal Perancis banyak keluar menu ini dan sudah diadaptasi jadi versi mocktail. Rekomen untuk dipesan!
Restoran Halal Paris Lainnya (yang Tidak Kami Coba)
Namun sudah dicoba oleh suami dan ia puas! Kami hanya 3 hari di Perancis jadi tidak sempat ke restoran di bawah ini. Penasaran ada restoran halal di Paris apa saja?
4. Les Grands Enfant
Kalau googling, restoran ini muncul di urutan-urutan awal restoran halal Paris. Restoran ini mengusung makanan tradisional Perancis versi halal. Salah satu khasnya adalah makan di trotoar, cocok bagi kamu yang mengunjungi Paris di musim panas. Lokasinya ada di ujung timur Paris, lebih tepatnya dekat Bagnolet (Bekasi-nya Paris?).
Kalau mau makan disini, pastikan sudah booking jauh-jauh hari! Salah satu alasan kami tidak kesini ya karena tidak dapat reservasi hehe.
Menu andalannya (lagi-lagi) Souris d’Agneau yang dimasak lambat selama 7 hari, Jadi jelas kan kenapa kamu harus mencoba kuliner ini kalau ke Prancis?
5. Afrik ‘n ‘Fusion
Tips kuliner di luar negeri: Mencoba makanan yang tidak ada di Indonesia! Salah satunya adalah asal makanan yang imigrannya tidak ada di Indonesia.
Misalnya masakan Afrika. Afrik ‘n ‘Fusion ini adalah restoran halal Paris yang mengusung masakan khas Afrika Barat. Kami pernah mencoba restoran Senegal di Lyon dan menu-menu khas seperti bumbu Yassa, Dibi, Thieb, dan Mafé juga disajikan di restoran ini. Menurutku, orang Indonesia yang sudah terlalu bosan makan masakan Perancis WAJIB mencoba masakan Afrika karena palate-nya mirip sama masakan Indonesia.
Sebut saja, saus Mafé merupakan saus kacang-tomat. Makan ayam mafé seperti makan ayam panggang pakai bumbu sate. Hampir pasti cocok deh lidah Indonesia.
Restoran ini banyak cabangnya, salah satunya di area Pyrénées yang sangat dekat dengan lokasi Airbnb kami. Karena alasan yang sama, ketiadaan waktu, membuat kami tidak menjajal restoran ini. Pun, cukup lah kami sudah pernah mencoba cita rasa Afrika selagi saat berada di Lyon.
Haruskah coba semua?
Paris itu besar. BESAR BANGET megapolitan-nya. Tidak harus dicoba semua, tapi sesuaikan saja dengan area tempat tinggal dan itinerary kamu. Cukup banyak kok restoran halal Paris. Mentok-mentok ya makan kebab turki haha.
Jadi bagaimana? Penasaran mencoba restoran-restoran di atas? Semoga list ini bermanfaat bagi kamu yang sedang merencanakan pelesir ke Paris.